Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Perusahaan farmasi plat merah, PT Phapros Tbk, optimistis kinerja tahun ini bisa tercapai. Kondisi nilai tukar rupiah yang terus melemah tak membuat produsen farmasi ini harus merevisi target pendapatan dan laba bersih tahun ini.
Iswanto, Direktur Utama PT Phapros Tbk menuturkan, sejauh ini, pihaknya sudah memenuhi stok bahan baku farmasi sebanyak 90% sejak pertengahan tahun ini. "Bahan baku kami 90% sudah terpenuhi. Tinggal menambahkan 10% lagi, jadi tak terlalu signifikan (pelemahan rupiah)," kata Iswanto kepada KONTAN, Selasa (30/9).
Beda halnya bila kondisi rupiah yang loyo sudah terjadi pada Juni atau awal tahun ini, maka masih ada kemungkinan bagi Phapros untuk meninjau ulang harga obat dan target kinerjanya.
Namun, lantaran ini sudah akhir tahun maka situasi tersebut tak terlalu berpengaruh. "Kami juga sudah melakukan hedging (lindung nilai) dengan pihak perbankan dan telah menetapkan bujeting dengan mengambil asumsi nilai rupiah sebesar Rp 11.750 per dollar AS untuk kinerja tahun ini," jelas dia.
Tak hanya itu, perusahaan ini juga sudah menjalankan strategi khusus dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah. Strategi khususnya adalah pembelian dengan metode supply chain. Metode ini membuat Phapros bisa membayar harga sesuai dengan kesepakatan di awal. Sementara produknya bisa dikirim secara bertahap. "Artinya berapapun nilai rupiah terhadap dollar AS, kami sudah membayar dengan harga yang pasti di awal,"sahutnya.
Metode tersebut khusus dipakai untuk produk bahan baku yang volumenya besar. Misalnya, dipakai untuk bahan baku pembuat Antimo dan bahan baku dasar untuk banyak jenis obat. Phapros menerapkan 30% dari total pembelian bahan baku farmasi dengan metode tersebut.
Rencana IPO tunggu kabinet baru
Alhasil, pencapaian kinerja Phapros cukup positif. Di kuartal ketiga tahun ini, perusahaan ini mengempit pendapatan antara Rp 380 miliar- Rp 410 miliar. Adapun di kuartal dua 2014 cuma Rp 192,9 miliar. "Pencapaian kuartal tiga tahun ini sebesar 90% dari target yang ditetapkan. Saya yakin kuartal empat nanti, penjualan kami bisa menutup target tahun ini," ujarnya.
Tahun ini Phapros menargetkan pendapatan sebesar Rp 623 miliar. Iswanto berujar, pencapaian semester dua sebesar 70% dari target dan semester satu sebesar 30% dari target bisnis.
Sementara itu, terkait dengan rencana penawaran saham perdana (IPO) dan rancangan kinerja tahun depan, Iswanto mengaku masih membahasnya. Perusahaan ini masih menunggu kepastian kabinet pemerintah baru Jokowi dan Jusuf Kalla. "Tunggu tanggal 20 Oktober dulu ya, biar lebih pasti dan enak menjelaskannya. Sekarang kan masih wait and see," elak Iswanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News