Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bersiap menutup 2025 dengan strategi penjualan yang lebih agresif, seiring pola musiman permintaan herbal yang biasanya melonjak di kuartal IV.
Direktur Utama SIDO, David Hidayat menyatakan optimistis kinerja perseroan akan tetap solid, didukung peningkatan permintaan produk kesehatan dan perbaikan distribusi di berbagai kanal.
Berdasarkan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), SIDO mencatat penjualan bersih sebesar Rp 2,72 triliun hingga kuartal III 2025, tumbuh 3,89% secara tahunan. Segmen jamu herbal dan suplemen menjadi penopang utama dengan kontribusi Rp 1,60 triliun, sementara segmen makanan dan minuman naik menjadi Rp 1,02 triliun.
David Hidayat, menjelaskan bahwa momentum musim penghujan menjadi katalis penting dalam mendorong penjualan kuartal IV, terutama untuk lini herbal.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Incar Negara Ekspor Baru, Mulai dari Indochina Hingga Afrika
"Benar di musim penghujan yang terjadi di Q4, penjualan herbal supplement khususnya Tolak Angin group meningkat. Secara terus-menerus kami memperbaiki dan memperluas kanal distribusi, terutama di general trade," ujar David saat dihubungi Kontan, Minggu (16/11/2025).
Ia juga optimis bahwa lini baru yang akan dikeluarkan perusahaan pada akhir tahun ini turut memacu penjualan secara keseluruhan.
"Launching produk baru seperti Vitamin C Collagen adalah bagian dari rencana kami untuk meningkatkan penjualan pada Q4 ini,” jelasnya.
Masuknya produk obat dan suplemen impor yang semakin agresif menjadi tantangan bagi pelaku industri nasional. Meski demikian, David memastikan posisi SIDO masih kuat.
“Kami tetap confident dengan posisi obat herbal SIDO di pasaran lokal,” ujarnya. Ia menegaskan perusahaan tidak berhenti berinovasi dalam pengembangan produk.
Baca Juga: Kejar Penjualan Naik 5% di 2025, Sido Muncul Rilis Produk & Sasar Pasar Ekspor Baru
"Kami secara terus menerus mengembangkan produk baru, baik di kelompok herbal dan suplemen maupun produk minuman, serta menyesuaikan dengan tren pasar yang sedang berkembang," jelasnya.
Industri FMCG diproyeksikan memasuki fase konsolidasi tahun depan, ditandai tekanan daya beli dan perubahan preferensi konsumen terhadap produk kesehatan natural. SIDO telah menyiapkan strategi mengantisipasi perubahan tersebut.
“Pemerataan distribusi lokal, perluasan pasar ekspor dengan beberapa tujuan negara baru, dan peluncuran produk-produk baru yang menyasar kaum milenial dan Gen Z — semuanya dibarengi dengan investasi di area marketing,” kata David.
SIDO juga memperkuat lini produk kesehatan preventif seiring meningkatnya gaya hidup sehat masyarakat. Ekspansi pasar luar negeri menjadi fokus lanjutan tahun depan.
“Ya, hal ini sudah kami lakukan,” ujar David ketika ditanya mengenai strategi ekspansi ekspor dan penguatan produk preventif.
Kontribusi ekspor terhadap pendapatan tahun ini mencapai 10%. “Diharapkan akan terus meningkat secara signifikan di tahun depan,” tutupnya.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Kejar Pertumbuhan Kinerja di Sisa Tahun 2025
Selanjutnya: Kolaborasi BUMN Dorong Penguatan Ekonomi Lokal di Desa Komodo
Menarik Dibaca: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













