kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Kinerja SMGR tak terpengaruh proyek yang tertunda


Rabu, 18 Oktober 2017 / 06:25 WIB
Kinerja SMGR tak terpengaruh proyek yang tertunda


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk sedang menghadapi masalah dalam pembangunan pabrik semen. Menyusul pabrik Semen Rembang yang belum berjalan, kini pabrik di Laweung, Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam juga bernasib sama.

Dalam proyek itu Semen Indonesia menggandeng PT Samana Citra Agung membangun usaha patungan. Samana Citra Agung menjadi pemilik 12% saham atas pabrik tersebut. Samana memiliki lahan seluas 1.550 hektare.

Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengatakan, proyek pembangunan pabrik-pabrik semen itu makan waktu lama. "Mungkin bisa tahun 2021 atau 2022," terang Pupung - panggilan Agung Wiharto- kepada KONTAN (17/10).

Saat ini, perusahaan dengan kode saham SMGR ini berusaha mengurus berbagai macam masalah yang mendera pembangunan pabrik, termasuk perkara lahan. Menurut Pupung, perusahaan terus me-review proyek-proyek yang tengah dalam pengerjaan.

Pabrik Rembang bisa menjadi pelajaran. Saat ini kondisi pabrik SMGR di Rembang ialah menunggu hasil studi geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Hasilnya direncanakan Oktober ini, akan menentukan upaya yang bisa kami lakukan. Apakah harus lebih berhati-hati dalam kegiatan penambangan," ujarnya

Perusahaan ini juga tidak menampik adanya kemungkinan hasil dari studi tersebut bakal tidak merekomendasikan penambangan. Semen Indonesia mengaku memikirkan hal itu. Tetapi, perusahaan iniini mengaku telah mengantongi izin yang lengkap terkait pabrik di Rembang tersebut.

Meski banyak masalah mendera, emiten berkode SMGR di Bursa Efek Indonesia itu masih mencatatkan penjualan yang moncer pada kuartal III-2017. Penjualan PT Semen Indonesia Tbk baik dalam negeri maupun ekspor, tercatat tumbuh signifikan.

Berdasarkan laporan penjualan kuartal ketiga 2017 ini, total volume penjualan SMGR sebanyak 20,77 juta ton atau naik 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di angka 19,06 juta ton.

Penjualan tersebut didorong oleh proyek-proyek infrastruktur, yang biasanya ngebut jelang akhir tahun. Kalau melihat total penjualan nasional, kenaikan dipicu oleh semen curah, kata Pupung.

Sementara penjualan domestik Indonesia sampai September 2017 di angka 47,432 juta ton. Posisi ininaik 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di lihat dari produk, semen curah memegang porsi 25% dari konsumsi tersebut. Sebanyak 15% dari pasar curah diperoleh dari sektor proyek infrastruktur.

Lonjakan luar biasa terjadi pada penjualan semen untuk pasar ekspor. Angkanya meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 1,38 juta ton.

Meski begitu, Pupung tetap optimistis, pasar semen nasional sampai akhir tahun bisa mempertahankan angka pertumbuhan sebesar 6%. Harapan kami, pebisnis semen, malah bisa mencetak pertumbuhan antara 7%–8%," imbuh Pupung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×