Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) tengah dihadapi tantangan penurunan pendapatan dari segmen tekstil imbas tekanan berat yang tengah dihadapi industri ini. Hal tersebut berdampak pada tergerusnya laba bersih CHEM di semester I 2025.
Melansir laporan keuangan CHEM di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih CHEM merosot 69,72% secara tahunan (year on year/YoY) ke Rp 2,05 miliar. Sebelumnya di semester I 2024, CHEM sempat mengantongi laba senilai Rp 6,79 miliar.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan CHEM, Wenty Akbar Rasjid menjelaskan, penurunan tersebut sejalan dengan merosotnya pendapatan CHEM dari divisi tekstil. Info saja, CHEM punya tiga lini bisnis, yakni tekstil, agro, dan energi.
Hingga Juni 2025, pendapatan dari divisi tekstil menyumbang Rp 47 miliar. Perolehan ini baru mencakup 37% dari yang ditargetkan CHEM tahun ini sebesar Rp 127 miliar.
Baca Juga: Saham MD Entertainment (FILM) & Chemstar Indonesia (CHEM) Digembok Selasa (12/8)
Menurutnya, hal ini bermula dari penutupan 30 pabrik produsen tekstil sejak dua tahun terakhir, khususnya kepailitan PT Sritex yang memengaruhi ekosistem di dalamnya. Dampaknya, CHEM mengalami keterlambatan pembayaran klien.
“Kondisi inilah yang kemudian menggerus operasional, profitabilitas divisi tekstil, dan menarik turun laba konsolidasi perseroan,” jelas Wenty dalam paparan publik insidentil CHEM, Selasa (19/8/2025).
Meski demikian, pendapatan CHEM di semester I masih dapat tumbuh 13,48% YoY, tepatnya dari Rp 94 miliar ke 106,97 miliar, berkat kontribusi segmen energi.
Tercatat, segmen energi menyumbang Rp 57 miliar terhadap pendapatan CHEM dan telah menyentuh 97% dari target yang ditentukan tahun ini sebesar Rp 60 miliar.
Adapun, pendapatan dari segmen argo baru mencapai 10% dari target sebesar Rp 20 miliar tahun ini, yakni Rp 2 miliar.
Baca Juga: Chemstar (CHEM) Kejar Omzet Rp 200 Miliar, Bidik Bahan Kimia Sektor Energi & Agro
Untuk memperbaiki kinerja di sisa tahun ini, CHEM kata Wenty telah menerapkan strategi pada masing-masing segmen. Misal pada segmen tekstil, CHEM akan memperluas pasar dengan menambah produk sekaligus memperkuat produk yang bersertifikasi halal.
Pada segmen energi, CHEM akan mengusahakan pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 70%; memperkuat sourcing material dan mempercepat waktu pengiriman dengan harga kompetitif; serta memperluas segmen industri minyak dan gas ke geothermal, pengolahan kilang, drilling, dan perawatan.
Adapun di segmen agro, CHEM akan merekrut tenaga pemasaran yang berpengalaman, mencari partner kerja sama dari dalam dan luar negeri, melakukan kegiatan berkumpul bersama petani.
Untuk mendukung upaya itu, CHEM kata Wenty telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure. Meski enggan menyebut angkanya, capex yang dianggarkan tahun ini relatif terbatas lantaran tahun lalu CHEM telah meningkatkan fasilitas produksinya.
Wenty juga bilang, penyerapannya masih terbatas. Fokus penggunaan capex tahun ini kata dia lebih diarahkan untuk pemeliharaan dan penyesuaian kapasitas produksi agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
Ke depan, CHEM akan lebih berfokus pada divisi agro dan energi untuk meningkatkan marginnya. “Kedua divisi tersebut memiliki margin yang lebih sehat sehingga diharapkan dapat mengangkat laba bersih perseroan,” pungkas Wenty.
Pada 4 Agustus 2025, saham CHEM sempat masuk radar unusual market activity (UMA) BEI lantaran ada peningkatan harga di luar kebiasaan. Adapun dalam sebulan terakhir, saham CHEM telah mendaki 75,86% dan 63,49% sejak awal tahun (year to date/YtD).
Gerak saham CHEM sempat menyentuh level tertingginya pada 11 Agustus 2025 ke level 105 per saham.
Wenty menegaskan, fluktuasi harga saham tersebut murni hasil dari dinamika pasar yang terjadi. “Hingga tanggal pelaksanaan public expose insidentil ini, seluruh informasi, fakta, atau kejadian material lain telah disampaikan kepada publik,” tegasnya.
Hingga perdagangan pukul 14.10 WIB, saham CHEM bergerak melemah 1,90% ke level 102 dari dibuka Rp 105 per saham. Dalam sepekan, saham CHEM telah menurun 3,77%
Selanjutnya: Potensi Investasi dan Kinerja Pajak Dinilai Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2026
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Menguji Naik, Pasar Tunggu Petunjuk Suku Bunga Fed dari Powell
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News