kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja terpukul virus corona, Garuda Indonesia (GIAA) tidak lakukan PHK


Senin, 06 April 2020 / 17:43 WIB
Kinerja terpukul virus corona, Garuda Indonesia (GIAA) tidak lakukan PHK
ILUSTRASI. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri penerbangan tahun ini diprediksi loyo. Hal tersebut akibat dari dampak penyebaran virus corona secara global, termasuk di Indonesia. 

Adanya lockdown atawa karantina wilayah dan pembatasan kedatangan menyebabkan perusahaan maskapai penerbangan terpuruk.

PT Garuda Indonesia (GIAA) pun mengakui hal tersebut. Perusahaan pelat merah ini pun melihat pendapatannya bakal terganggu dengan adanya wabah virus corona ini. Terlebih sejumlah penerbangan sudah dihentikan sementara.

Baca Juga: Begini strategi Garuda Indonesia (GIAA) di tengah tekanan wabah corona

"Lumayan babak belur tapi ya sudahlah, ada penurunan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada kontan.co.id, Senin (6/4).

Irfan pun enggan menyebut secara detail berapa besaran penurunan pendapatannya yang bakal dialami Garuda Indonesia. Namun, perusahaan BUMN ini terus melakukan berbagai upaya demi menahan penurunan pendapatan lebih lanjut.

"Kalau ditanya ada penurunan pendapatan sudah pasti ada, tapi seperti saya selalu bilang, kami di direksi di manajemen selalu berupaya untuk membereskan, mencari cara apa yang bisa kami lakukan ke depan," ujar dia. 

Selain  kinerja, Garuda Indonesia juga menjaga arus kas di tengah pandemi virus corona. Oleh sebab itu, perusahaan memastikan akan menggunakan kas untuk keperluan yang paling penting saja. 
Tapi Irfan tidak membenarkan bahwa ada karyawan Garuda Indonesia yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). "Kami tidak ada PHK karyawan," tegas dia.

Irfan juga mengakui di tengah pandemi virus corona ada tantangan besar yang tengah dihadapi maskapai penerbangan ini akibat virus oorona menurutnya upaya dalam menjaga arus kas terbilang berat. "Cash hari ini adalah raja, jadi sebisa mungkin untuk yang critical saja," ujarnya.

Asal tahu saja, GIAA memiliki utang jatuh tempo di tahun ini. Ini menjadi dasar bahwa perusahaan akan melakukan aksi korporasi guna mendapatkan aliran dana segar baru guna melunasi kewajiban tersebut.

Baca Juga: Garuda Indonesia bakal rampingkan enam anak dan cucu perusahaan, apa saja?

GIAA dikabarkan tengah melakukan negosiasi dengan beberapa bank untuk refinancing atas utang senilai US$ 500 juta. Utang tersebut akan jatuh tempo pada 3 Juni 2020. Pembicaraan tersebut mengarah agar maskapai penerbangan Indonesia ini tidak gagal bayar.

Beberapa perbankan dari luar negeri dan dalam negeri ikut serta dalam negosiasi ini. "Kemajuan diskusi cukup positif dan kami menyelesaikan term sheet dengan mereka. Kami berharap bisa melakukan refinancing daripada restrukturisasi utang," kata dia.

Irfan menuturkan, pada tahun ini GIAA akan membatalkan pesanan yang tersisa dari 49 jet Boeing Co 737 Max yang telah ditunda selama setahun karena dua kecelakaan yang mematikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×