Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) optimistis mampu memanfaatkan peluang dari berbagai perjanjian dagang yang diraih Indonesia dengan sejumlah negara.
Setelah gejolak dagang global pada awal 2025, Indonesia berhasil menurunkan tarif tambahan dari Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%.
Selain itu, Indonesia juga memperkuat hubungan perdagangan melalui perjanjian dengan Uni Eropa (IEU-Cepa) dan Peru (IP-Cepa). Kondisi ini menjadi kabar baik bagi pelaku usaha kawasan industri, termasuk KIJA.
Baca Juga: Hasil Semester I 2025 Ciamik, KIJA Menggenjot Kinerja di Semester II
Corporate Secretary KIJA, Muljadi Suganda, menyampaikan bahwa perseroan memiliki keunggulan tersendiri untuk menjaga daya saing.
“Dengan kombinasi pilar land development dan infrastruktur, diversifikasi portofolio, serta keberhasilan pengembangan KIK, KIJA optimis dapat menjaga posisi kompetitif,” kata Muljadi saat dihubungi Kontan, Kamis (21/8/2025).
Muljadi menjelaskan, model bisnis KIJA tidak hanya mengandalkan penjualan lahan, tetapi juga ditopang oleh pilar pendapatan berulang melalui bisnis infrastruktur.
Pilar tersebut antara lain berasal dari PT Bekasi Power (BP) yang memasok listrik ke PLN dan tenant di kawasan KIJA, serta PT United Power di Kawasan Industri Kendal (KIK) yang permintaan listriknya terus tumbuh signifikan.
Selain itu, Cikarang Dry Port melayani kebutuhan ekspor-impor dan logistik, sementara PT Jababeka Infrastruktur menyediakan layanan air bersih, pengolahan limbah, dan pengelolaan kawasan.
Baca Juga: Begini Prospek Kinerja Jababeka (KIJA) dan Rekomendasi Sahamnya
Dari portofolio tersebut, bisnis listrik menjadi salah satu kontributor utama.
Laporan keuangan mencatat, segmen pembangkit listrik berhasil membukukan pendapatan Rp 849,08 miliar pada semester I-2025, tumbuh 45,17% secara tahunan (YoY).
Secara total, KIJA meraih pendapatan Rp 2,73 triliun atau naik 14,43% YoY. Di sisi bottom line, laba bersih perseroan melonjak 128,25% YoY menjadi Rp 627,56 miliar.
Pertumbuhan laba yang signifikan ini terutama ditopang oleh penurunan rugi selisih kurs hingga 91,98% YoY menjadi Rp 22,50 miliar.
Selain memperkuat pilar pendapatan berulang, KIJA juga mempertimbangkan ekspansi ke sektor manufaktur, perikanan, dan agribisnis untuk memperluas basis ekonomi lokal, terutama di kawasan Tanjung Lesung.
Baca Juga: Jababeka (KIJA) Catat Kenaikan Kinerja pada Semester I 2025, Ini Faktor Pendorongnya
Kawasan tersebut dinilai memiliki permintaan riil yang tinggi serta potensi pengembangan jangka panjang, meski saat ini kontribusi penjualannya masih relatif kecil.
Ke depan, KIJA melihat prospek positif pada paruh kedua tahun 2025. Optimisme ini sejalan dengan tren peningkatan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) sekitar 6% pada kuartal II-2025 yang diperkirakan berlanjut, ditopang oleh kebijakan pro-investasi pemerintah.
“Untuk mendukung pertumbuhan dan kesinambungan, kami juga merencanakan penambahan land bank di lokasi strategis, termasuk percepatan pengembangan Kawasan Industri Kendal sebagai proyek unggulan 2025,” ujar Muljadi.
Selanjutnya: Permintaan Rumah Mewah Meningkat pada Semester I-2025, Ini Faktor Pendorongnya
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (22/8), Provinsi Ini Siaga Waspada Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News