Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) melakukan berbagai langkah untuk melunasi kewajibannya di tahun ini. Hal tersebut menyusul terganggunya kinerja perusahaan dengan adanya pandemi virus corona.
Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast, Siti Fathia Maisa Syafurah, menyebutkan, terdampaknya kinerja perseroan akibat pandemi virus corona juga turut memengaruhi pemenuhan kewajiban pokok untuk hutang.
Baca Juga: Sebelas obligasi dengan total nilai Rp 7,18 triliun jatuh tempo pada Juni 2020
Adapun nilai kewajiban jangka pendek yang terdampak pemenuhannya sebesar Rp 949,49 miliar.
"Angka tersebut untuk nilai jatuh tempo bulan Mei - Juni yang merupakan kewajiban yang terdampak pandemi virus corona," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (2/6).
Sementara, Fathia meyebutkan sepanjang tahun ini nilai kewajiban yang akan jatuh tempo tahun 2020 sebesar Rp 5,07 triliun.
Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan perseroan atas pinjaman outstanding saat ini dengan melakukan rollover atawa negosiasi perpanjangan perjanjian.
Baca Juga: Fitch Ratings menggunting peringkat Waskita Beton Precast (WSBP) dari BBB- menjadi BB
Adapun dari sisi kinerja, emiten berkode saham WSBP telah berencana mengkaji kembali target-target di tahun ini. Dari sisi kontrak misalnya, sebelumnya perusahaan membidik kontrak baru sebesar Rp 11,9 triliun.
Namun, dampak pandemi virus corona menghambat perolehan kontrak baru perusahaan. Fathia menyebut hingga April kemarin pihkanya baru mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 667,4 miliar.
Melorotnya perolehan tersebut, tak lepas dari banyak proyek yang ditunda proses tendernya/pengumumannya.
Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) bagikan dividen Rp 201 miliar, ini jadwal lengkapnya
Kemudian, perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 10 triliun dan laba bersih Rp1,1 triliun. Namun, target tersebut juga akan dikaji kembali akibat keadaan saat ini.
"Apabila covid berlangsung selama lebih dari 6 bulan, target pendapatan dan laba yang semula direncanakan sulit tercapai karena pengerjaan proyek terhambat dan tender proyek baru juga banyak yang tertunda/on hold," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News