Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini
Belajar dari tantangan
Tahun 2005 Wiwiek tak lagi berurusan soal neraca keuangan dan target penjualan perusahaan. Dia ditarik ke induk perusahaan PT Astra International Tbk sebagai Corporate Communication. Bidang yang lagi-lagi baru baginya. Namun, sekali lagi ia menerima pekerjaan anyarnya tersebut dengan kepala tegak dan menjadikannya sebagai tantangan. Sebagai perempuan, tugas menjadi corporate communication diakui tidaklah sulit. Namun, untuk bisa mempromosikan Astra International butuh pengalaman dan pembelajaran setiap hari.
Dengan jabatan ini, Wiwiek diminta untuk bisa mengomunikasikan berbagai informasi dan ke internal perusahaan, media, dan konsumen. Tugas ini dijalankan Wiwiek dengan apik sehingga berhasil mendongkrak kariernya. Pada tahun 2007, Wiwiek diangkat menjadi Direktur PT Suryaraya Prawira, anak usaha Astra yang mengembangkan proyek Apartemen Casablanca. Wiwiek menyatakan saat dia diangkat menjadi direktur di perusahaan ini banyak publik yang tak tahu soal perusahaan ini. Wiwiek menyandang jabatan ini hingga tahun 2013 silam.
Namun, selama menjalani tugas sebagai Direktur di PT Suryaraya Prawira, Wiwiek kembali dipercaya rangkap jabatan. Tahun 2008, Wiwiek diminta secara langsung oleh almarhum Michael D. Ruslim, CEO Astra Group ketika itu, untuk membantu proyek perusahaan di bidang infrastruktur. Wiwiek mengaku kaget ketika diminta masuk ke unit bisnis Astra di bidang infrastruktur. Sebab, ia tidak memiliki latar belakangan pendidikan dan pengalaman infrastruktur sebelumnya. Namun, bukan Wiwiek jika tak menerima setiap tantangan yang disodorkan kepadanya.
Dia pun langsung menerima penunjukan ini. Selain ingin belajar, Wiwiek tertarik dengan bidang infrastruktur karena melihat hasrat yang tinggi dari para petinggi Astra Group pada bidang tersebut. Ia mengaku masih ingat pesan dari almarhum Michael ketika itu bahwa Astra sebagai salah satu perusahaan besar di Tanah Air ingin berkontribusi membantu pemerintah dalam membangun infrastruktur.
Kesiapan Wiwiek untuk membantu di bidang infrastruktur diganjar dengan posisi pucuk pimpinan perusahaan sebagai Presiden Direktur MMS tahun 2008 hingga saat ini. Sebagai bos operator jalan tol Tangerang-Merak, Wiwiek mengaku punya kesempatan belajar yang banyak.
Satu pesan yang dipegang saat diberi tugas ini adalah bisnis tol yang dikembangkan Astra harus diketahui orang luas dan bermanfaat bagi masyarakat dan menunjang ekonomi nasional. Bisnis jalan tol Astra semakin melekat dengan Wiwiek setelah tahun 2011 dia pun mendapat tugas pengerjaan tol Kertosono-Mojokerto di bawah naungan MHI sepanjang 40,5 kilometer (km). Wiwiek semakin sibuk dengan bidang infrastruktur setelah April 2012, dia ditunjuk pula menjadi Direktur Astratel Nusantara yang merupakan investor di berbagai proyek jalan tol di Tanah Air.
Ketiga jabatan ini masih dia pegang hingga saat ini dan justru melambungkan nama Wiwiek sebagai salah satu figur penting Astra dalam proyek infrastruktur khususnya proyek jalan tol. Wiwiek mengklaim keberhasilannya mencapai titik karier seperti sekarang ini tak lepas dari empat prinsip yang diajarkan selama berkarier di Astra. Pertama, pekerjaan yang dilakukan bermakna bagi bangsa dan negara. Kedua, memberi pelayanan terbaik bagi pelanggan. Ketiga, menghargai individu dan sesama, dan terakhir membina hubungan baik dengan semua kalangan. “Darma ini berat, tapi jadi panduan untuk melakukan pekerjaan. Jadi tantangan tersendiri untuk mewujudkannya,” tuturnya.
Kini, dengan jabatan yang melekat padanya, Wiwiek masih terus belajar untuk mengembangkan bisnis jalan tol. Selain dua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang dia pimpin saat ini, ada tiga proyek jalan tol yang juga dalam pantauannya, yakni Serpong-Balaraja, Semarang-Solo, dan Kunciran-Serpong.
Wiwiek bilang, masih banyak target pekerjaan yang harus diwujudkannya. Salah satunya adalah target membangun jalan tol 500 km pada tahun 2020. Mengembangkan dan membangun jalan tol bukanlah hal instan dan bisa memberi laba cepat. Karena itu, dari segi bisnis, proyek ini akan membuahkan hasil pada 15 tahun mendatang.
Yang paling terpenting adalah manfaat dari jalan tol untuk masyarakat, bukan semata untuk laba perusahaan. Fokus pemerintah mengembangkan bidang infrastruktur cukup membantu sejauh ini. Wiwiek bercerita, salah satu hambatan dalam pekerjaannya sejauh ini adalah aturan.
Dalam melaksanakan pekerjaan jalan tol, terkadang butuh waktu lama untuk mengikuti aturan pemerintah dalam pengadaan lahan. Di Jawa Timur, lahan yang digunakan untuk jalan tol dibebaskan oleh pemerintah. Karena dukungan ini, perusahaan sangat terbantu.
Wiwiek mengatakan, hingga beberapa tahun mendatang, dirinya masih akan fokus dalam pengembangan bisnis jalan tol, terutama di ruas Trans Jawa. “Jalan tol Tangerang-Merak saja baru selesai dua hingga tiga jalur. Kini masih dalam proses membangun lajur keempat,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News