Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.iD - JAKARTA. Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang menyambut positif peluang relokasi pabrik-pabrik asal China ke Indonesia.
Berbagai strategi telah disiapkan untuk meningkatkan penjualan lahan industri kepada para investor.
Kepala Departemen Corporate Communication, CSR, & Community Development KIT Batang Tanya Liwail Chamdy menyatakan bahwa kawasan ini memang dirancang sebagai lokasi strategis untuk mendukung relokasi investasi asing ke Indonesia.
"Dari sisi infrastruktur dan kesiapan lahan, KIT Batang sudah memenuhi standar untuk menyambut gelombang relokasi ini," ungkap Tanya, Kamis (23/1).
Baca Juga: Strategi Samator Gas (AGII) Industri Perluas Pangsa Pasar Melalui Pabrik Baru di KITB
Sejak semester II-2024, tren investor asal China yang mulai masuk ke Indonesia, termasuk ke KIT Batang, semakin terlihat jelas.
Hingga akhir 2024, KIT Batang telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dengan tujuh tenant asal China yang mencakup luas lahan 162,2 hektare (Ha).
Selain itu, dua tenant lain dari China juga memanfaatkan bangunan pabrik siap pakai (BPSP).
Kontribusi Besar Tenant Asal China
Tenant-tenant asal China di KIT Batang bergerak di berbagai sektor, seperti pencelupan kulit bulu, baja, alat kesehatan, dan pergudangan.
Total nilai investasi dari tujuh tenant industri asal China tersebut diperkirakan mencapai Rp 25,89 triliun.
"Tenant asal China memberikan kontribusi signifikan terhadap total penjualan lahan di KIT Batang, menjadi pendorong utama pertumbuhan kawasan industri ini," tambah Tanya.
Baca Juga: Kawasan Industri Terpadu Batang Bersiap Menjadi KEK
Untuk mendorong peningkatan penjualan, KIT Batang menerapkan berbagai strategi, di antaranya:
- Infrastruktur Bertaraf Internasional: Penyediaan jalan, utilitas energi, akses pelabuhan, dan transportasi untuk mendukung operasional tenant.
- Harga Kompetitif: Penawaran harga lahan industri yang kompetitif dengan grace period hingga 5 tahun.
- Kemudahan Administrasi: Penyediaan layanan one stop service yang mempercepat proses perizinan melalui kerja sama dengan lembaga pemerintah terkait.
Selain itu, KIT Batang tengah mengupayakan peningkatan status menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada 2025. Status ini akan memungkinkan KIT Batang menawarkan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal, seperti tax holiday, pengurangan pajak impor mesin dan bahan baku, serta prosedur relokasi yang lebih sederhana.
Baca Juga: Penetapan KIT Batang Jadi KEK Tinggal Tunggu Persetujuan Jokowi
Pembangunan Ekosistem Industri Terintegrasi
KIT Batang juga fokus pada pengembangan ekosistem industri yang lengkap, termasuk:
- Koneksi dengan pemasok lokal,
- Pelatihan tenaga kerja,
- Fasilitas pendukung seperti perumahan karyawan, kawasan rekreasi, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Selain itu, KIT Batang aktif menjalin hubungan strategis dengan mitra global untuk mempromosikan kawasan, khususnya kepada investor potensial dari China dan Eropa.
Dengan serangkaian strategi ini, KIT Batang optimistis menjadi tujuan utama bagi investor global yang ingin merelokasi pabriknya ke Indonesia, terutama di tengah perubahan dinamika geopolitik dan ekonomi global.
Selanjutnya: Operasikan PLTA Jatigede, PLN Indonesia Power Perkuat Pengembangan EBT
Menarik Dibaca: Promo Dunkin Libur Panjang, 12 Donat Classics Cuma Rp 88.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News