kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

KKP: Izin pemanfaatan pulau bisa sampai 30 tahun


Senin, 31 Maret 2014 / 19:03 WIB
KKP: Izin pemanfaatan pulau bisa sampai 30 tahun
Cek Saham-saham yang Banyak Diborong Asing pada Perdagangan Awal Pekan


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Hendra Gunawan

Jakarta. Pemerintah berencana mengembangkan potensi wisata di Raja Ampat dan kawasan timur Indonesia lainnya. Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan terdapat dua jenis usaha yang dapat dikembangkan. Yakni wisata bahari dan budidaya ikan/mutiara lepas pantai.

“Untuk pengusaha wisata bahari dapat diberikan izin untuk mengelola pulau,” ujar Sudirman, Senin (31/3).

Izin yang diberikan yaitu pemanfaatan pulau kecil dan izin pengelolaan di wilayah perairan sampai 30 tahun.  Syarat untuk mendapatkan izin tersebut harus sesuai undang-undang yang berlaku. Seperti pengusaha budidaya ikan diberikan izin sesuai dengan UU Perikanan.

Menurut Sudirman, saat ini di Raja Ampat sudah mulai banyak wisatawan yang datang, terutama wisatawan mancanegara. “Disana sudah ada resort yang untuk antrinya saja butuh waktu enam bulan,” katanya.

Di kawasan yang sudah dikelola dengan baik tersebut, wisatawan rela antri untuk mendapatkan pengalaman menyelam yang beda dengan di negara asalnya. Tak hanya di Raja Ampat, di Wakatobi pun saat ini sudah dimanfaatkan sebagai pusat riset bawah laut. “Banyak mahasiswa kelautan sudah melakukan studi di perairan wakatobi. Jadi tidak hanya untuk wisata saja,” ujarnya.

Pengembangan wisata di daerah Indonesia Timur saat ini memang masih terkendala infrastruktur dan konektivitas, namun pemerintah tengah berusaha untuk memperbaiki semua itu. “Di Malaysia saja yang sedikit destinasinya, bisa datang sekitar delapan belas juta wisatawan, Indonesia yang punya banyak destinasi hanya bisa sekitar tujuh atau delapan juta orang. Itu yang dikejar,” bebernya.

Potensi wisata di daerah Indonesia Timur memang menggiurkan. Menurut data statistik daerah, dalam dua tahun jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik meningkat dari 887.000 orang pada 2011 menjadi 1,2 juta orang pada 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×