Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan Pemerintah Kabupaten Mimika, Balai Karantina Perikanan dan instansi terkait memperketat pengawasan pengiriman kepiting, rajungan, lobster maupun ikan yang sedang bertelur ke luar daerah.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo di Timika, Rabu, mengatakan, hingga kini pemerintah melarang praktik perdagangan komoditas hasil laut yang sedang bertelur untuk menjaga kelangsungan habitat tersebut.
"Kami minta semua instansi pemerintah bekerjasama dengan instansi teknis di Mimika untuk meningkatkan pengawalan di sektor kelautan dan perikanan," kata Nilanto.
Menurut dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya meningkatkan pengawasan pelaksanaan pilar sasaran strategis secara menyeluruh, baik di bidang pengendalian hama dan penyakit ikan, karantina, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan maupun pengendalian keamanan hayati ikan.
"Kami minta para pedagang maupun pengusaha yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan agar komoditas kepiting, rajungan dan lobster maupun ikan yang bertelur tidak ditangkap untuk diperdagangkan," ujar Nilanto.
Beberapa jenis komoditas hasil laut dan perikanan tersebut, katanya, perlu terus dijaga kelangsungan habitatnya agar bisa berkembangbiak sehingga nantinya dapat juga dinikmati oleh generasi penerus Papua.
Guna meminimalkan perdagangan komoditas hasil laut dan perikanan yang dilindungi tersebut, Nilanto meminta adanya kerja sama yang terpadu dengan jajaran terkait, termasuk kepolisian.
Dalam kunjungan kerja selama tiga hari di Kabupaten Mimika, Nilanto Perbowo bersama rombongan pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berkesempatan mengunjungi los pasar ikan di Pasar Sentral Timika.
Nilanto cukup terkejut lantaran harga ikan segar di Timika cukup mahal. Kondisi itu terjadi lantaran ikan-ikan yang dijual para pedagang didatangkan dari luar daerah seperti Kaimana di Provinsi Papua Barat dan Dobo di Kepulauan Aru Provinsi Maluku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News