Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin intensif memperhatikan pengembangan sektor kelautan dan perikanan di pesisir Barat Sumatera. Baru saja KKP mengalokasikan bantuan untuk Provinsi Bengkulu sebesar Rp 23,3 Milyar.
"Bengkulu merupakan wilayah pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, dimana gelombang lautnya cukup tinggi dan rawan akan bencana gempa. Sehingga nelayan nya harus terus kita perhatikan", kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo pada kunjungan kerja di PPP Pulau Baai, Provinsi Bengkulu, Sabtu (08/02).
Sharif menegaskan tujuan dari program bantuan untuk wilayah pesisir di barat sumatera ini diantaranya, untuk meningkatkan produksi, mutu hasil tangkapan dan produktivitas nelayan dengan menerapkan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan. Kedua, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, serta dapat meningkatkan daya saing nelayan khususnya dalam memperoleh hasil dari ikan hasil tangkapan.
"Program ini secara langsung juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah (dalam hal ini adalah masyarakat nelayan) dan untuk menjamin keberlanjutan usaha penangkapan ikan skala kecil (nelayan tradisional)," ujarnya.
Sektor kelautan dan perikanan Indonesia sejatinya mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional. Potensi ekonomi kelautan dan perikanan Indonesia diperkirakan mencapai US$ 1,2 triliun per tahun. Namun demikian, potensi yang baru dimanfaatkan diperkirakan masih kurang 10 persen.
Menurut studi McKinsey Global Institute, diproyeksikan ekonomi Indonesia akan menjadi yang terbesar ke-7 dunia pada tahun 2030. Menurut McKinsey, 4 besar sektor yang akan menjadi penopang utama ekonomi Indonesia ke depan adalah sumber daya alam, pertanian, perikanan, dan jasa. “Dari potensi tersebut terdapat peluang ekonomi senilai lebih US$ 1,8 triliun,” pungkas Sharif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News