Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina mengklaim sukses mencetak laba sepanjang tahun 2020 kendati industri migas diterpa dampak pandemi covid-19 dan fluktuasi harga minyak.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan ada strategi yang dilakukan sehingga Pertamina berhasil mencatatkan laba di tengah kondisi triple shock yang dihadapi.
Nicke menjelaskan, sepanjang tahun 2020 sejatinya suplai dan demand Pertamina ikut terdampak.
Kendati demikian, Pertamina mengambil kesempatan saat harga minyak dunia turun cukup dalam.
Ketika harga minyak dunia turun drastis pada April-Mei, Pertamina melakukan pembelian minyak dalam jumlah besar dan menyimpan dalam storage.
Baca Juga: Pertamina menargetkan IPO anak usaha pada semester kedua tahun ini
"Ini juga memberikan dampak sepanjang 2020, walau ada penurunan (penjualan, harga dan depresiasi rupiah) Pertamina masih bisa cetak laba," jelas Nicke dalam diskusi virtual, Kamis (4/2).
Nicke menambahkan, selain langkah tersebut, Pertamina juga terus menggenjot kinerja dari sektor hulu sepanjang tahun lalu.
Ia mengungkapkan kinerja produksi Pertamina dari sektor hulu juga hampir mencapai target yang ditetapkan.
Sayangnya, Nicke masih belum buka-bukaan besaran laba yang sukses ditorehkan Pertamina pada tahun lalu.
Merujuk pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya Pertamina (Persero) mengklaim kinerjanya terus meningkat, sehingga optimistis di tahun 2020 akan mencetak laba bersih sekitar US$ 800 juta dan EBITDA lebih dari US$ 7 miliar.
Nicke menjelaskan bahwa meskipun perusahaan terdampak triple shock karena pandemi Covid-19, namun seluruh lini bisnis terus bergerak menuntaskan target tahun 2020 sesuai KPI yang ditetapkan pemegang saham.
Sebelumnya pada semester I-2020, Pertamina sempat mencatatkan kerugian bersih. Namun memasuki paruh kedua 2020, Nicke menyebut Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN. Yaitu melakukan transformasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten. Sehingga di penghujung tahun 2020 bisa mencetak laba bersih.
Nicke menuturkan, Pertamina juga melakukan pengelolaan utang dalam upaya untuk mempertahankan rasio keuangan yang sehat, hasilnya menunjukkan prognosa rasio utang akhir tahun 2020 tetap terjaga baik dengan tren yang masih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan migas nasional maupun internasional lainnya.
Dengan posisi keuangan ini, tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's, S&P dan Fitch kembali menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level baa2, BBB dan BBB.
"Penilaian International Rating dengan tingkat investment grade menunjukkan bahwa kepercayaan investor tetap tinggi, dan mengindikasikan tingkat ketangguhan (resilience) Pertamina yang cukup baik dalam mengatasi kondisi dampak pandemi di tahun 2020,” ujar Nicke lewat keterangan tertulis, Senin (7/12).
Selanjutnya: Pertamina pastikan penyaluran BBM dan LPG terpenuhi di wilayah banjir Jepara & Kudus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News