Reporter: Abdul Wahid Fauzie | Editor: Test Test
JAKARTA. Pembatalan tender lampu hemat energi (LHE) sebanyak 51 juta unit yang dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengancam pembangunan kluster LHE. Ketua Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan jika ia telah mengirimkan surat kepada PT PLN untuk meminta kejelasan terkait tender. "Tender ini mau ditunda atau dibatalkan," katanya. Menurut John, jika tender lampu itu dibatalkan ia memprediksi pembangunan kluster LHE terancam batal. “Untuk apa membangun kluster LHE jika tidak ada yang mengkonsumsinya,” tambahnya.
Padahal saat tender dibuka, pemerintah sempat mengundang investor asal Thailand dan Vietnam untuk investasi. Nah, kedua investor ini telah tertarik untuk membangun pabrik LHE dipulau Jawa senilai US$ 10 juta.
Sementara itu, Abdul Wahid, Direktur Elektronik Departemen Perindustrian (Depperin) mengatakan akan membicarakan pembatalan tender ini kepada Menteri Negara Badan Usaha Negara (BUMN). "Biar BUMN yang menyelesaikan," tutur Abdul Wahid. Namun, Wahid membantah jika pembangunan kluster ini akan batal. Menurutnya, para produsen lampu masih bisa mencari konsumen selain tender. Karena tahun ini saja Wahid memperkirakan konsumsi LHE akan mencapai 110 juta unit-130 juta unit.
Rudiantara, Wakil Direktur Utama PT PLN membenarkan pembatalan tender ini. Pembatalan tersebut terjadi karena batalnya insentif dan disinsentif yang dilakukan pemerintah. "Tender itu nilainya Rp 900 miliar, kita mau bayar pakai apa," papar Rudi. Rudi juga sedang mengkaji apa dampak terhadap PT PLN jika program ini tetap berlangsung. Oleh karena itu, PT PLN berniat melakukan pembagian lampu ini di Bali dan Lampung. "Jika dampaknya baik, maka kita akan kerjasama kembali dengan produsen," tegasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News