Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Rudiantara menyiapkan institusi permodalan bagi pebisnis perintis atau startup berbasis teknologi informasi di Indonesia. Dia mengklaim tengah menjajaki rencana itu dengan sejumlah konglomerat untuk bisa membantu program ini.
Niat ini tidak terlepas dari maraknya aksi penanaman modal atau akuisisi di ranah bisnis e-commerce atau belanja online. Aksi akuisisi ini melibatkan institusi kelas kakap global. "Saya ingin konglomerat membantu model bisnis seperti ini," kata Rudiantara di rumah dinas menteri, Rabu malam (11/2).
Ia berencana model permodalan ini bisa berjalan paling cepat tengah tahun ini. Saat ini, dia mengaku sudah bergerilya ke beberapa kongomerat di tanah air.
Tanpa menyebutkan identitas para taipan, Rudiantara berharap para pengusaha kakap bersedia mengucurkan modal dan mengembangkan usaha perintis di Indonesia, daripada menyimpannya di bank. "Di bunganya sedikit, lebih baik dikembangbiakkan," tandasnya.
Ia optimistis, institusi permodalan start up ini bisa mengumpulkan dana US$ 1 miliar. Taksiran jumlah tersebut bukan dalam bentuk dana segar melainkan bisa berbentuk komitmen penyertaan modal dari para pebisnis.
Dia mencontohkan, pengusaha A setuju memberi dana jumlah tertentu. Penguasa B dan lain juga sama dengan jumlah yang tentu bisa lebih besar atau lebih kecil dan dikumpulkan menjadi satu.
Nah, mengenai siapa lembaga yang bertanggung jawab mengelola dana ini, Kominfo akan menenderkannya . Bisa saja dia meminta bantuan Bahana Usaha Pembinaan Indonesia untuk menyeleksi perusahaan yang bisa mengelola dana lump sum tersebut. Kemudian, Kominfo bakal mengawasi jalannya penyaluran dana tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News