Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Krisis ekonomi akibat pandemi virus corona belum akan selesai dalam waktu dekat ini. Masih ada beberapa daerah yang kurva pasien terjangkit terus naik. Akibatnya, banyak perusahaan tidak bisa lagi menjalankan bisnis secara normal bahkan tutup sementara.
Salah satu perusahaan yang terkena imbas adalah Gojek. Aplikasi ojek online ini juga terkena pembatasan sosial skala besar (PSBB) di berbagai daerah. Melihat hal itu, Komisaris Gojek Garibaldi Thobir atau biasa disapa Boy Thohir mengatakan Gojek harus melakukan bisnis yang tidak biasa saat krisis saat ini akibat virus korona.
Baca Juga: Gojek kini punya layanan investasi emas bernama Goinvestasi
"Bagi Gojek yang baru berusia beberapa tahun ini merupakan tahun yang berat. Terlebih lagi bagi para driver," kata dia.
Boy mengutip sebuah pepatah yang cocok untuk menghadapi kondisi yang abnormal ini, "lebih baik beruntung daripada ganteng" artinya, saat ini tidak lagi perlu citra yang mentereng dimata publik tetapi bagaimana bisa menghasilkan uang agar bisa bertahan untuk keberlangsungan bersama.
Beberapa saat lalu memang kata Boy, Gojek mendapatkan suntikan dana US$ 1,2 miliar dan meminta agar manajemen Gojek memakai dana itu dengan sebaik-baiknya.
"Gopay dan GoFood harusnya bottom line-nya mulai bagus, Gojek punya potensi yang cukup besar karena size yang sangat besar. Sekarang bukan hanya riding, ada payment, food, dan sudah jadi super apps," kata dia.
Baca Juga: Startup Umma milik Boy Thohir makin diminati, berharap jadi besar seperti Gojek
Dia mengatakan, apa yang diterapkan oleh Adaro harus juga diterapkan di Gojek yakni melakukan efisiensi. "Kalau sekarang masih bakar-bakar duit itu sudah tidak bisa lagi, kondisi sedang sulit," imbuh dia.
Boy menuturkan, perusahaan seperti ADRO mengikuti langkah pepatah di atas, memang ada keberuntungan terhadap Adaro dalam menjalankan bisnis. "Andaikata kami membangun PLTU Mine to Mouth yang investasinya besar, tentu tidak akan beruntung dalam kondisi saat ini," imbuh dia.
Bahkan, dalam sisi penjualan, ADRO tidak menitikberatkan kepada satu negara, sehingga jika ada satu negara yang menurunkan pembelian, tidak akan ada imbas apapun terhadap bisnis batubara ADRO.
Boy mengatakan, beberapa waktu lalu India melakukan lockdown yang mengakibatkan penjualan ke India sedikit menurun. Demikian pula dengan penjualan ke China.
"Misalnya ke India hanya 15% dan ke China 12%, jadi kalau ada yang turun tidak masalah untuk ADRO," kata Direktur Keuangan Adaro Energy Lie Luckman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News