kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.534.000   17.000   1,12%
  • USD/IDR 15.920   -50,00   -0,32%
  • IDX 7.465   11,46   0,15%
  • KOMPAS100 1.135   -0,58   -0,05%
  • LQ45 891   0,04   0,00%
  • ISSI 228   1,25   0,55%
  • IDX30 457   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 549   2,31   0,42%
  • IDX80 130   -0,08   -0,06%
  • IDXV30 133   -0,46   -0,35%
  • IDXQ30 151   0,43   0,29%

Komitmen dan Konsistensi Pertamina Kelola ESG Hasilkan Peringkat Pertama Global


Jumat, 08 November 2024 / 08:34 WIB
Komitmen dan Konsistensi Pertamina Kelola ESG Hasilkan Peringkat Pertama Global
ILUSTRASI. Dok. Pertamina


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Di tengah tantangan ketidakpastian makro ekonomi dan geopolitik yang masih membayangi perekonomian global, PT Pertamina (Persero) tetap menjaga dan meningkatkan komitmen mengelola lingkungan (environment), sosial (social), dan tata kelola (governance) di seluruh lini bisnis Perseroan. Konsistensi Pertamina dalam menerapkan keberlanjutan pun membuahkan sejumlah catatan positif.

Pada tahun 2023, Pertamina telah menjalankan serangkaian program reduksi emisi dari aktivitas operasi dan berhasil mencatatkan reduksi emisi sebesar 1,135 juta ton CO2e. Dengan pencapaian tersebut maka secara keseluruhan sejak 2010 sampai dengan akhir 2023, Pertamina telah berkontribusi mengurangi jejak karbon emisi sebesar 8,5 juta ton CO2e dari baseline emisi tahun 2010. Penjualan produk biodiesel B35 telah berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton CO2e per tahunnya.

Upaya Pertamina dalam mengelola lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) mengantarkan BUMN energi ini ke posisi teratas global dalam peringkat Risiko ESG, sub-industri Integrated Oil and Gas dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics tahun 2023 lalu. Pertamina memperoleh skor tertinggi dari 61 perusahaan dunia.

Skor Pertamina per 1 Desember 2023 menjadi 20,7, lebih baik dari sebelumnya 22,1. ESG Risk Rating Sustainalytics menilai eksposur perusahaan terhadap risiko material ESG seperti emisi karbon dan insiden kerja, serta kemampuan manajemen risiko perusahaan dalam mengatasi potensi risiko ini. Semakin rendah skornya, semakin kecil risiko yang dapat memengaruhi performa perusahaan. Dengan peringkat dan skor yang dirilis pada Desember 2023 tersebut, Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko medium dalam mengelola risiko terkait prinsip-prinsip ESG.

Pencapaian impresif ini kembali diraih Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) pada tahun 2024. Anak usaha Pertamina dengan kode emiten PGEO tersebut berhasil meraih peringkat pertama ESG Risk Rating global dari Sustainalytics dengan skor 7,1, yang tergolong "Negligible Risk" atau risiko yang dapat diabaikan. Penilaian dari Sustainalytics juga menempatkan PGE di urutan pertama dalam IDX ESG Leader Index yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian ESG yang baik.

Prestasi tersebut menempatkan PGE sebagai perusahaan dengan risiko ESG terendah di sub-sektor energi terbarukan dan industri utilitas global. Capaian ini merupakan kontribusi Perusahaan terhadap manajemen risiko material ESG yang dinilai kuat (strong), dengan nilai risiko yang tergolong medium. PGE dinilai telah berhasil menekan berbagai risiko material ESG yang memengaruhi bisnis dan operasinya.

“Komitmen PGE dalam mengantisipasi risiko perubahan iklim menjadi salah satu praktik terbaik (best practice) pengusahaan panas bumi yang berkelanjutan dan akuntabel. Kami bangga mampu memberikan contoh pengelolaan ESG tidak hanya di bidang pengusahaan panas bumi, tetapi juga industri energi terbarukan secara global,” ujar Direktur Utama PGE Julfi Hadi dalam keterangan resmi.

Apresiasi terhadap kesungguhan Pertamina mengelola ESG juga datang dari pihak pemerintah Indonesia, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pada tahun 2023, Perseroan mendapatkan 34 penghargaan PROPER Emas dan 76 PROPER Hijau untuk berbagai unit operasi Pertamina.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero)  Fadjar Djoko Santoso  juga mendapatkan penghargaan Green Leadership Utama sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang memperoleh peringkat emas. Pertamina turut mendapatkan tiga penghargaan Green Leadership Madya yang diraih para pimpinan Subholding dan Anak Perusahaan.

“Pertamina harus terus memastikan energy security, energy affordability yang menjadi prioritas utama bagi Indonesia, sambil tetap melakukan berbagai upaya untuk menurunkan emisi karbon untuk mencapai NZE di tahun 2060,” tegas VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero)  Fadjar Djoko Santoso  saat menerima anugerah Green Leadership Utama KLHK di Hotel Bidakara Jakarta, 20 Desember 2023 lalu.

Inovasi dekarbonisasi

Sederet pengakuan di level global maupun nasional tak lantas membuat Pertamina berpuas diri. VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero)  Fadjar Djoko Santoso  mengatakan sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia, Pertamina akan terus menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional.

“Kita akan berupaya menjadi perusahaan energi pertama di dunia yang memiliki low risk di ESG yang menjadi kebanggaan Indonesia,” tandas VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso

Untuk mencapai target keberlanjutan, Pertamina merumuskan strategi yang diterjemahkan menjadi Fokus Keberlanjutan. Strategi ini meliputi dekarbonisasi; bisnis karbon; program air dan limbah; pengembangan EBT; energizing community; produk dan layanan keberlanjutan, implementasi B35 dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU); implementasi keuangan ESG; penandaan anggaran berkelanjutan; integrated CCUS/CCS Strategy Road Map; serta menghargai dan memberdayakan pekerja untuk bisnis berkelanjutan, prinsip sukarela tentang keamanan dan HAM.

Melalui inovasi dekarbonisasi yang dijalankan perusahaan sepanjang 2023, Pertamina berhasil melampaui target yang ditetapkan. Pada tahun 2023, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,135 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e. Dengan demikian, realisasi reduksi emisi Cakupan 1 & 2 Pertamina tahun lalu mencapai 124% dari target.

Inovasi penting yang dijalankan Pertamina dalam dekarbonisasi adalah implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan melakukan injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat serta Lapangan Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur. Selain menurunkan emisi karbon, injeksi CO2 dengan teknologi CCUS juga dapat meningkatkan produksi minyak.

Terbaru, Pertamina telah menerapkan digitalisasi sistem untuk memonitor implementasi injeksi CO2 di Lapangan Sukowati. Sistem digital 24 jam tersebut bernama Data Acquisition Realtime Analyzer Command Center (DARA CO.CO). Digitalisasi sistem ini mampu memonitor seluruh aktivitas injeksi CO2 beserta sumber daya manusia (SDM) di area operasional Lapangan Migas Sukowati.

“Sebagai BUMN, amanah untuk melakukan terobosan-terobosan termasuk implementasi teknologi baru, dan sebuah kebanggaan menjadi bagian dari sejarah pelaksanaan teknologi baru untuk mewujudkan kemandirian energi,” tutur VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero)  Fadjar Djoko Santoso sewaktu memonitor langsung proses injeksi C02 di ruang kendali digital pada acara Kick Off Field Trial Interwell C02 Injection, di Lapangan Sukowati, Bojonegoro, 14 Oktober 2024 lalu.

Pencapaian kinerja pengelolaan ESG tidak terlepas dari upaya dekarbonisasi Pertamina yang tidak berhenti pada Cakupan 1 & 2, namun termasuk Cakupan 3 yang dijalankan melalui penyaluran B35 di 119 lokasi Terminal BBM di seluruh Indonesia. Dalam mempercepat transisi energi, Pertamina juga mengoperasikan infrastruktur hilir kendaraan listrik berupa Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) atau Battery Swapping Station (BSS) yang tersebar di 25 unit SPBKLU di Jabodetabek.

Kesejahteraan pekerja

Dalam pengelolaan sosial, salah satu fokus Pertamina adalah penguatan sumber daya manusia (SDM). Pada saat ini, 68% pegawai Pertamina merupakan generasi Y dan Z yang berperan penting dalam menentukan masa depan perusahaan. Karena itu, Pertamina senantiasa memberikan ruang bagi para Perwira (sebutan bagi pekerja Pertamina) muda untuk menuangkan kreativitas dan inovasi sebagai penerus dalam mengembangkan energi berkelanjutan.

Pertamina juga menerapkan kebijakan Respectful Workplace Policy dan Human Right Policy, termasuk mengadopsi Voluntary Principles on Security and Human Rights (VPSHR) untuk mendorong pemenuhan HAM melalui keberagaman dan inklusi, meningkatkan employee engagement rate, mengembangkan kompetensi dan mendukung penuh kesetaraan gender dengan memberi ruang dan potensi kepada pekerja perempuan yang saat ini jumlahnya di Grup Pertamina mencapai 19,4% dari total pekerja. Perseroan juga mendukung pemberdayaan difabel untuk mendapatkan kesempatan bekerja di Pertamina.

Dukungan Pertamina terhadap kesejahteraan pekerja dan keluarganya antara lain diwujudkan dengan menyediakan fasilitas Day Care di Kantor Pusat Pertamina yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat. Day care yang diresmikan kembali pada 13 Oktober 2024 ini terbagi menjadi dua unit, untuk bayi usia 3—11 bulan dan balita usia 1—5 tahun.

Day care yang dikelola Klinik Pertamina IHC ini diasuh langsung di bawah pengawasan dan standar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta dilengkapi berbagai fasilitas premium, termasuk sistem pengawasan melalui CCTV yang bisa diakses orang tua.

"Dengan adanya berbagai fasilitas pendukung untuk pekerja, termasuk day care, Pertamina berharap para pekerja dapat bekerja dengan tenang dan fokus, sehingga pekerja memiliki mental yang sehat dan produktivitas pekerja bisa optimal," jelas Fadjar Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.

Akan halnya aspek tata kelola, berdasarkan hasil asesmen tahun 2023, Pertamina memperoleh hasil skor tata kelola perusahaan yang baik (GCG) mencapai 95,25% dengan predikat 'Sangat Baik'. Capaian ini meningkat dari skor tahun buku 2022 sebesar 95,06% dengan predikat 'Sangat Baik'.

Sejalan dengan penerapan GCG, Pertamina memperkuat digitalisasi di seluruh lini bisnisnya, mulai dari hulu, pengolahan hingga pemasaran. Di sektor hulu, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir (end-to-end process) dengan tujuan meningkatkan lifting migas, memitigasi unplanned shutdown dan loss production.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×