kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi bisnis menantang, begini ikhtiar Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC)


Jumat, 28 Agustus 2020 / 17:08 WIB
Kondisi bisnis menantang, begini ikhtiar Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC)
ILUSTRASI. Produk PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan fleksibel, PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) belum mencatatkan kinerja topline yang prima di enam bulan pertama tahun ini. Tercatat, penjualan EPAC naik tipis 2,02% year-on-year (yoy) menjadi Rp 83,57 miliar di semester I 2020.

Dengan pencapaian yang didapat, realisasi penjualan EPAC di semester I 2020 baru mencapai sekitar 41,78% dari target penjualan perusahaan tahun ini yang dipatok sebesar Rp 200 miliar.

Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih masih mampu melesat 348,94% yoy menjadi Rp 2,45 miliar di periode sama.

Corporate Secretary  Megalestari Epack Sentosaraya Noni Lim mengatakan, penurunan pada sisi penjualan di paruh pertama tahun ini diakibatkan oleh adanya pengurangan shift pada bagian press dan slitting dari semula 3 shift menjadi 2 shift.

Baca Juga: Penjualan turun, laba Megalestari Epack Sentosaraya malah melejit di semester I

Pengurangan ini dilakukan dengan dua tujuan, yakni untuk mematuhi protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Tangerang, sekaligus sebagai bentuk upaya efisiensi perusahaan dalam menghadapi permintaan yang lesu.

“Protokol PSBB di Kabupaten Tangerang mewajibkan pembersihan dan disinfeksi tempat kerja secara berkala, hal ini tentunya mengakibatkan downtime tersendiri bagi mesin-mesin kami,” jelas Noni kepada Kontan.co.id, Kamis (27/8).

Sedikit informasi, pabrik perusahaan berlokasi di Jl. Pergudangan Sungai Turi, Pakuhaji, Tangerang, Banten. Berdasarkan prospektus EPAC, kapasitas pabrik yang  saat ini dimiliki oleh perusahaan adalah 100-120 juta running meter per tahun. Dengan adanya pengurangan shift yang dilakukan, utlilisasi produksi perusahaan turun sekitar 15% dari tingkat utilisasi normal beberapa waktu lalu.

Noni berujar, pihaknya belum akan menggerek utilisasi  produksi di paruh kedua tahun ini, sebab kebijakan PSBB di Kabupaten Tangerang masih terus berlanjut. Di sisi lain, perusahaan memperkirakan bahwa daya beli masyarakat di paruh kedua belum akan menunjukkan perbaikan yang terlalu signifikan.

Pada kondisi yang demikian, kondisi pasar permintaan fleksibel di paruh kedua diperkirakan belum akan banyak berubah dibanding paruh pertama, sehingga EPAC belum ingin menggeber produksi untuk menjaga efisiensi.

Meski begitu, Noni menyampaikan, EPAC akan tetap mengupayakan agar target penjualan sekitar Rp 200 miliar masih bisa dicapai dengan memanfaatkan plant digital packaging cucu perusahaan, yakni entitas cucu, yakni PT ePac Flexible Indonesia (EFI). Noni bilang, harga jual di platform tersebut memiliki harga yang lebih premium dibanding platform milik EPAC.

Baca Juga: Akhir 2019, Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) bukukan pendapatan Rp 200,54 miliar

Di sisi lain, permintaan kemasan dari industri home care dan personal care, serta permintaan kemasan dari industri minyak goreng, tepung terigu, beras, dan biskuit masih menunjukan angka permintaan yang stabil sehingga dinilai potensial untuk digarap lebih lanjut.

Rencananya, melalui platform digital EFI, EPAC akan terus mengejar pasar baru di segmen short-run multiple SKU. Hal ini akan dilakukan dengan tetap memperhatikan efektivitas dan efisiensi guna menjaga kinerja dan kelangsungan usaha.

Adapun profil pelanggan baru yang dibidik merupakan produsen produk makanan dan minuman (mamin), serta homecare dan personal care dengan titik berat pada industri berskala UMKM.

Sejauh ini, upaya tersebut sudah mulai membuahkan hasil. Catatan Noni, perusahan telah mendapatkan beberapa pelanggan baru dengan berbagai jenis produk, mulai dari makanan ciri khas nusantara hingga produk UKM yang telah berhasil menembus pasar mancanegara.

Maklum, EPAC menilai, jumlah kebutuhan kemasan fleksibel pada perusahaan-perusahaan kecil dan UMKM cukup banyak. Perusahaan meyakini, target pasar potensial tersebut dapat diraih melalui platform digital pakcaging EFI. Pada saat yang sama, EPAC akan tetap berupaya menjaga hubungan bisnis dengan pelanggan yang ada melalui servis dan kualitas produk yang konsisten.

Meski begitu, Noni tidak memungkiri, realisasi penjualan bisa saja mengalami penurunan dibanding realisasi penjualan di tahun 2019, mengingat bahwa pengurangan shift yang dilakukan berdampak pada penurunan utilitas produksi perusahaan.

“Terlepas dari upaya kami, kami tentunya juga mempersiapkan kemungkinan atau skenario terburuk, di mana dengan adanya efisiensi melalui pengurangan shift, total penjualan EPAC bisa mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2019. Namun demikian, penurunan tersebut tidak akan lebih dari 10%,” kata Noni.

Baca Juga: Megalestari Epack (EPAC) merampungkan penambahan kapasitas tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×