Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Sayangnya, Tajudin belum bisa memastikan kapan proses akuisisi ini akan terjadi. Ia pun belum menjelaskan dengan detail potensi blok migas yang diincar, harga akuisisi, dan dengan perusahaan mana saja penjajakan itu dilakukan.
Yang jelas, Tajudin mengatakan bahwa rombongan Pertamina juga akan mengikuti lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke UEA pada 11-13 Januari 2020 nanti. Dalam kesempatan tersebut, Tajudin berharap Pertamina sudah bisa menjalin kesepakatan bisnis dalam proses akuisisi blok migas produksi tersebut.
"Targetnya semakin cepat, semakin bagus. Rencananya rombongan akan berangkat mendampingi RI 1. Kita harapkan bisa ada kesepakatan perihal ini," ungkap Tajudin.
Baca Juga: Softbank Group siap gelontorkan investasi hingga Rp 1.380 triliun di ibu kota baru
Sebagai informasi, dalam kunjungan Presiden Jokowi ke UEA, pemerintah menyiapkan 14 proyek kerjasama dengan nilai US$ 18,8 miliar. Proyek yang akan dikerjasamakan bersama perusahaan dari UEA itu juga meliputi sejumlah proyek energi Pertamina, yakni kerjasama dengan Abu Dhabi National Company (ADNOC) di Kilang Balongan, serta kerjasama impor LPG dengan ADNOC.
Adapun, pada tahun ini ertamina menganggarkan capex sebesar US$ 3,72 miliar untuk menggarap sektor hulu migas. Jumlah itu setara dengan 60% dari total investasi Pertamina tahun 2020.