Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Dari investasi hulu itu, sebesar US$ 3,57 miliar akan dikucurkan untuk pengembangan bisnis hulu migas dari aset yang telah dimiliki Pertamina alias secara organik. Sementara sebesar US$ 150 juta untuk pengembangan hulu migas secara anorganik, yakni dengan merger dan akuisisi (M&A).
Berdasarkan data yang diperoleh Kontan.co.id, saat ini Pertamina memiliki sejumlah aset dan lapangan migas di luar negeri. Pertama, di Aljazair, yakni satu blok dengan tiga lapangan. Kedua, di Irak, yaitu satu blok dan lapangan West Qurna 1.
Baca Juga: Dua anak usaha Austindo Nusantara (ANJT) raih Proper Hijau di 2019
Ketiga, lima blok di Malaysia, yakti Blok K, Blok H, SK309, SK311, dan SK314A. Keempat, Pertamina memiliki 70,75% saham perusahaan asal Prancis, Maurel & Prom, dengan hak kelola atas blok migas di negara Kanada, Italia, Nigeria, Gabon, Tanzania, Namibia, Kolombia, Angola dan Venezuela.
Fajriyah mengatakan, pada tahun 2019, produksi dari aset luar negeri Pertamina tersebut mencapai sekitar 151.000 barel setara minyak per hari. "Pada tahun 2020 ini ditargetkan bisa naik sekitar 4,64% menjadi 158.000 barel setara minyak per hari," tandas Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News