kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konstruksi rumah ideal buat menghadapi curah hujan


Senin, 21 Desember 2015 / 13:16 WIB
Konstruksi rumah ideal buat menghadapi curah hujan


Reporter: rumahku.com | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Selain banjir, curah hujan yang tinggi juga bisa menyebabkan masalah pada rumah. Sebut saja atap bocor, rembesan air pada dinding ataupun lantai, hingga pelapukan kusen pintu ataupun jendela yang berbahan kayu.

Banyaknya air yang mengenai bangunan secara langsung dengan tempo tinggi memang menjadi penyebab utama masalah yang timbul. Meski begitu, bukan berarti tak ada solusi akan masalah tersebut.

Inilah yang kemudian harus diperhatikan oleh para pemilik rumah, yakni apakah konstruksi rumah sudah siap menghadapi curah hujan yang tinggi di musim penghujan?

Untuk menjawabnya, Anda perlu memperhatikan tiga hal berikut ini:

1. Sudut kemiringan atap

Agar air hujan dapat langsung dibuang dengan cepat ke tanah, atap rumah tidak boleh terlalu landai, apalagi datar (atap dak).

Lambatnya air yang terbuang akibat atap yang kurang miring adalah penyebab utama kebocoran, meski kuat (dak beton) umumnya akan menimbulkan genangan air yang bisa menyebabkan berbagai masalah seperti tempat nyamuk, jamur dan sebagainya. Idealnya, disarankan atap rumah memiliki sudut kemiringan minimal 30 derajat.

2. Pembuangan air

Sistem pembuangan air dari atap juga perlu diperhatikan. Jika tidak, air dari genteng yang terbuang ke tanah akan menimbulkan cipratan yang mengenai dinding, dan menyebabkan kotor. Untuk itu, perlu adanya talang vertikal pada bibir genteng yang menyambung dengan talang horizontal agar air dapat dibuang secara halus.

Selain itu Anda juga bisa membuat overstek (bibir atap yang lebih panjang) agar air yang dibuang tidak terlalu dekat dengan dinding. Sistem kerja overstek sama seperti payung yang melindungi tubuh manusia dari hujan. Disarankan, overstek yang dibuat memiliki panjang 1,5 meter.

Overstek juga bisa dibuat pada jendela untuk menghindari air hujan mengenai kusen ataupun masuk ke rumah lewat celah-celah ventilasi.

3. Pondasi

Selain talang air, antisipisasi lain dalam menghindari cipratan air hujan agar tidak mengenai tembok dan masuk ke halaman sehingga menyebabkan kotor adalah dengan membuat pondasi yang tinggi.

Disarankan, tinggi pondasi adalah 80 cm di atas permukaan tanah. Tingginya pondasi rumah juga menghindari kemungkinan terjadinya rembesan air masuk ke dalam rumah lewat tanah/lantai.

(Sumber : Rumahku.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×