Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Kekhawatiran ekonomi global yang belum pulih membuat indeks kepercayaan konsumen di banyak negara termasuk Indonesia menurun. Nilesen Indonesia mencatat indeks kepercayaan konsumen Indonesia di kuartal IV 2012 turun dua poin dari kuartal sebelumnya menjadi 117. Artinya, indeks kepercayaan konsumen tersebut sama dengan posisi di akhir 2011.
Managing Director Nielsen Catherine Eddy mengatakan meski mengalami penurunan, konsumen Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai konsumen yang paling optimistis di antara konsumen 58 negara di dunia. Hanya konsumen India dan Filipina yang berada di atas Indonesia dengan indeks 121 dan 119.
Khusus tahun ini, ia meramalkan indeks kepercayaan konsumen Indonesia cenderung stabil atau malah bisa menguat. "Catatannya adalah inflasi terkendali dan harga BBM (bahan bakar minyak) tidak naik," katanya di Jakarta, Rabu (6/2).
Catherine bilang, indeks kepercayaan konsumen Indonesia yang masih positif bisa menjadi peluang bagi peritel. Pasalnya, 54% konsumen Indonesia menyatakan bahwa dalam 12 bulan ke depan akan menjadi waktu tepat untuk berbelanja.
Ia juga menyoroti adanya perubahan pola belanja konsumen Indonesia untuk barang bermerek. "Konsumen mengganti dengan yang tidak bermerek, atau tetap membeli barang bermerek tapi mengurangi volumenya," terangnya.
Adapun survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) melaporkan konsumsi Desember 2012 meningkat 4,9% dibanding November 2012 atau tumbuh 15,7% secara year on year. Banyaknya program diskon akhir tahun bisa menjadi pendorong kenaikan konsumsi.
Seluruh kelompok komoditi mengalami kenaikan penjualan. Yang paling mencolok adalah sandang yang berupa produk pakaian, kacamata dan perhiasan. Diikuti kelompok suku cadang dan aksesori. Divisi Statistik Sektor Riil BI memproyeksikan tiga sampai enam bulan mendatang masih terjadi kenaikan penjualan ritel eceran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News