kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Konsumsi anjlok, PLN revisi serapan batubara domestik


Jumat, 05 Juni 2020 / 08:25 WIB
Konsumsi anjlok, PLN revisi serapan batubara domestik


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat anjloknya konsumsi listrik imbas dari Covid-19. Oleh karena itu, perusahaan setrum negara itu sedang memproses revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020, khususnya serapan batubara domestik.

Dalam catatan PLN, permintaan beban puncak sistem Jawa-Bali turun sekitar 11%. Selain itu, konsumsi listrik dari segmen pelanggan bisnis merosot tajam hingga 15%. Sedangkan, dari pelanggan industri turun mencapai 11%.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengakui, penurunan demand listrik ini yang menjadi pertimbangan PLN untuk mengajukan revisi RKAP tahun 2020. “Tentu kita harus adjustment, misalnya penurunan dari demand. Karena itu kami harus menyesuaikan RKAP. Ini dalam proses untuk kami sampaikan kepada pemegang saham,” ungkapnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Konsumsi batubara domestik diproyeksi turun menjadi 141 juta ton

Asal tahu saja, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berasal dari batubara masih menjadi penyokong terbesar penggunaan listrik dalam negeri. Dalam hal ini, PLN menargetkan serapan batubara domestik tahun 2020 ke pembangkit listrik miliknya mencapai 109 juta ton.

Direktur Energi Primer PLN, Rudy Hendra Prastowo menyampaikan, pada kuartal I-2020 ini, serapan batubara cenderung masih terjaga sesuai rencana. Namun, konsumsi listrik yang semakin anjlok, berimbas pada operasional pembangkit dalam mengkonsumsi batubara.

Oleh karena itu, PLN tengah mengkalkulasi seberapa dalam penurunan konsumsi batubara untuk pembangkit. Perhitungan tersebut akan diajukan berbarengan dengan revisi RKAP yang sedang disusun PLN.

"Hal ini tercermin dari operasional pembangkit mulai akhir Maret sampai dengan sekarang. Tentu saja berdampak terhadap penurunan proyeksi kebutuhan batubara yang kita rencanakan,” ungkapnya ke Kontan.co.id, Kamis (4/6).

Sayangnya, Rudy pun masih belum bisa memberikan informasi mengenai skenario penyesuaian pengadaan batubara. Yang terang, saat ini PLN masih menjaga keseimbangan antara konsumsi listrik dengan serapan batubara yang dibutuhkan pembangkit. "Akan disesuaikan dengan kondisi perikatan yang ada di PLN Pusat," imbuhnya.

Baca Juga: Tagihan listrik melonjak, ini skema baru penghitungannya

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memperkirakan permintaan batubara di Kuartal II hingga IV akan semakin melemah. Hal itu terjadi di pasar global sebagai imbas pandemi, maupun juga di pasar domestik.

APBI menaksir, permintaan batubara domestik hanya akan menyentuh sekitar 100 juta ton, atau lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah di tahun ini, yang sebanyak 155 juta ton. "Menurut estimasi kami dari beberapa sumber, permintaan batubara domestik menurun drastis, diperkirakan hanya mencapai 100 juta ton atau lebih rendah dibandingkan dengan rencana,” katanya.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyebut, permintaan listrik di tahun ini berpotensi di bawah RKAP PLN. Fabby memberikan gambaran, dengan perkiraan permintaan listrik yang lebih rendah 10%-12% dari target RKAP, maka diestimasikan permintaan batubara akan terpangkas 20 juta - 25 juta ton di tahun ini.

Baca Juga: Revisi RKAP masih proses, ini strategi PLN pertahankan kinerja di tengah wabah corona

Dia membeberkan, kebutuhan batubara untuk kelistrikan di Kuartal I hanya mencapai 25,6 juta ton. Sementara di Kuartal II, diprediksi akan turun menjadi 20 juta-22 juta ton. Adapun untuk Kuartal III dan IV ditaksir berada di level 26 juta ton.

Sehingga, Fabby memprediksi kebutuhan batubara untuk kelistrikan di tahun ini berkisar di angka 98 juta-100 juta ton. "Untuk industri juga turun. Jadi total batubara domestik kira-kira 120 juta - 125 juta ton di tahun ini," sebut Fabby kepada Kontan.co.id, Kamis (4/6).

Dihubungi terpisah, Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan, penurunan konsumsi batubara domestik menjadi hal yang logis di tengah imbas dari pandemi corona (covid-19). Sebab, lesunya industri dan juga konsumsi listrik yang anjlok, merupakan suatu kondisi yang saling terkait.

"Jelas kebutuhan batubara domestik turun. Bukan saja sektor kelistrikan, sektor industri yang engkonsumsi batubara cukup besar yaitu semen, juga mengalami tekanan. Ini berpengaruh pada kebutuhan batubara nasional," ungkap Singgih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×