Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
SURABAYA. Kenaikan konsumsi avtur atau bahan bakar pesawat terbang di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, pada arus mudik Lebaran 2016 sebesar 9,4 persen dari konsumsi normal 1.050 kiloliter per hari.
"Untuk Juanda, 'peak' (puncak) arus mudik konsumsi avtur terjadi pada 'H-2' atau dua hari sebelum Lebaran sebesar 1.148 kiloliter atau naik 9,4 persen, sedangkan untuk Selasa (12/7) tercatat sebesar 1120 KL atau naik 6,8 pesen," kata Area Manager Communication dan Relations Pertamina MOR V Jatim, Heppy Wulansari, Rabu (13/7).
Heppy dikonfirmasi di Surabaya mengatakan secara keseluruhan sampai hari ini (Rabu) masih terpantau normal, karena ada beberapa hari permintaan juga turun selama masa Lebaran.
"Hal ini berbeda dengan konsumsi BBM transportasi darat yang mengalami lonjakan cukup tinggi di jalur mudik terutama daerah Pantura, konsumsi avtur justru mengalami kenaikan di daerah wisata seperti Pulau Bali," katanya.
Di Pulau Dewata yang merupakan tujuan liburan, kata Heppy, konsumsi avtur di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali tercatat secara umum meningkat 6 persen dibandingkan kondisi normal, dan terjadi pada H-4 atau empat hari sebelum Lebaran hingga H+5 Lebaran 2016.
Meski demikian, Heppy menjelaskan sudah mengantisipasi kenaikan konsumsi avtur di Bali dengan melakukan berbagai persiapan seperti menambah stok avtur dan memperpanjang jam operasional pelayanan.
"Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada libur Lebaran kunjungan ke Bali memang akan lebih ramai. Hal ini karena bersamaan dengan masa liburan panjang dan libur sekolah anak. Jadi kami memang sudah mempersiapkannya," ujar Heppy.
Kenaikan tertinggi terjadi pada H-4 Lebaran yaitu sebesar 13,7 persen di atas rata-rata konsumsi normal. Sedangkan pada masa arus balik, konsumsi tertinggi terjadi pada H+4 Lebaran yaitu sebesar 5,7 persen.
"Catatan secara umum di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali memang naik, berbeda di Bandara Internasional Juanda dan Bandara Internasional Lombok yang tercatat stabil," katanya.
Hal ini, kata Heppy disebabkan karena tidak banyaknya penambahan penerbangan pada musim mudik dan arus balik kali ini.
Ia menjelaskan untuk kenaikan konsumsi bahan bakar di transportasi darat secara total di Jatim Bali dan Nusa Tenggara konsumsi Pertalite meningkat hingga 115 persen dan Pertamax naik hingga 49 persendibandingkan situasi normal.
Namun Heppy menegaskan, meskipun konsumsi BBM melonjak tinggi, namun Pertamina tetap dapat melayani distribusi BBM dengan baik untuk masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News