kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.333.000 -0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi Domestik Naik, Begini Tren Bisnis E-commerce di Tahun 2023


Rabu, 07 Juni 2023 / 18:27 WIB
Konsumsi Domestik Naik, Begini Tren Bisnis E-commerce di Tahun 2023
ILUSTRASI. E-commerce di Indonesia diprediksi akan pesat di tahun 2023 didorong kenaikan konsumsi domestik.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan berkembang pesat di tahun 2023 didorong kenaikan konsumsi domestik.

Perusahaan analisis tren bisnis, WGSN, melihat bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan perkembangan industri ritel paling pesat di Asia Pasifik pada tahun 2023. Hal itu disampaikan dalam laporan berjudul Asia: Markets to Watch 2023 yang dirilis WGSN baru-baru ini.

WGSN juga menilai Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang berhasil memulihkan berbagai sektor industrinya, mulai dari produk consumer goods, ritel, hingga infrastruktur.

APAC Consultant WGSN, Annya Suhardi, mengatakan, sebagai negara berkembang dengan perkembangan industri e-commerce yang masif, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. 

Baca Juga: Marketplace Lokal Segera Pungut Pajak, Ditjen Pajak Pastikan Tak Memberatkan Konsumen

Setelah pandemi Covid-19, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2022 mencapai nilai tertingginya, yaitu sebesar 5,31%, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir. 

Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat penetrasi internet tinggi sebesar 66% pada tahun 2022, dengan komposisi demografi 52% dari 270 juta penduduk merupakan kaum milenial dan gen-Z yang mahir menggunakan teknologi digital. 

APAC Consultant WGSN, Annya Suhardi.

“Ke depannya, prioritas dan perilaku konsumen Indonesia akan ditentukan oleh pengaruh generasi muda yang semakin dominan,” ujarnya saat ditemui Kontan, Rabu (7/6).

Annya mengungkapkan, konsumen Indonesia saat ini lebih memilih untuk mendukung brand lokal. Tren tersebut akan membuka peluang bagi merek dalam negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya.

Baca Juga: Konsumsi Domestik Tumbuh, Cermati Tren Bisnis E-commerce Tahun Ini

Inisiatif tersebut juga didukung oleh potensi ekonomi kreator yang masif di kawasan Asia Pasifik dengan nilai belanja US$ 1 triliun (setara dengan Rp 15 kuadriliun). 

“Sudah menjadi hal biasa bagi brand untuk bekerja sama dengan content creator guna meningkatkan penjualan dan visibiltas merek, terutama untuk konsumen berusia muda yang menunjukkan preferensi berbelanja produk lokal,” tuturnya.

Saat ini, sebagian besar perilaku konsumen di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki preferensi untuk mencari hiburan karena tingginya tuntutan pekerjaan. 

Baca Juga: Tunjuk Marketplace Lokal Jadi Pemungut Pajak, Ditjen Pajak Tunggu Arahan Menkeu

Laporan WGSN menunjukkan ekonomi kreator akan memainkan peran penting dalam membentuk tren konsumen di Indonesia. Kreativitas pan-Asia yang terinspirasi oleh nostalgia dan gerakan “Support Lokal” akan menjadi kekuatan brand lokal. 

“Selain itu, gerakan ini juga dapat mendorong industri video game Indonesia yang memiliki berbagai nilai budaya lokal untuk mencapai potensi maksimalnya,” paparnya.

Meskipun kawasan Asia Pasifik sudah memasuki era pascapandemi, tingginya kenaikan inflasi dan suku bunga tetap memicu kekhawatiran masyarakat mengenai kenaikan biaya hidup. 

“Oleh karena itu, banyak konsumen yang semakin cermat dalam menentukan preferensi berbelanjanya agar sesuai dengan keinginan mereka di tengah tantangan ekonomi saat ini,” ungkap Annya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×