Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih harus menunggu penambahan kontrak baru dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Meski proyek tersebut sudah resmi dimulai awal tahun ini, tetapi PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) belum melakukan penandatanganan kontrak pekerjaan konstruksi. Alasannya proyek tersebut masih menunggu pendanaan dari pihak China.
“Yang mereka tunggu lampu hijau dari China Development Bank karena pendanaan kan gak umum. Mereka perlu perkecualian,” ujar Antonius Steve Kosasih, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk kemarin malam (20/10).
Meski begitu WIKA sendiri masih tetap optimis bisa mengantongi kontrak proyek tersebut tahun ini. Steve memperkirakan penandatanganan kontrak akan dilakukan dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Jika akhirnya diteken diperkirakan perseroan akan mendapat tambahan kontrak baru Rp 16,7 triliun.
Hingga akhir September WIKA baru mengantongi kontrak Rp 23,4 triliun atau sekitar 44,31% dari target Rp 52,8 triliun. Selain dari proyek kereta cepat, tambahan kontrak juga diharapkan dari proyek LRT Jakarta senilai Rp 1,5 triliun.
Sejauh ini perusahaan juga telah ditetapkan sebagai pemenang proyek pembangunan LRT Koridor I (Fase I) kepala Gading-Velodrome dan Depo LRT Jakarta oleh PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek.
Operator pasar Bursa Hong Kong dan Kliring (HKEX) mengatakan sesi perdagangan Jumat di sekuritas dan pasar derivatif yang dibatalkan karena topan.
Sementara itu, pasar China daratan selesai dicampur, dengan penutupan komposit Shanghai naik 6,82 poin, atau 0,22 %, pada 3,091.28, sedangkan komposit Shenzhen tergelincir 7,82 poin, 0,38 %, ke 2,052.56.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News