kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korona hambat target Surya Semesta


Senin, 18 Mei 2020 / 04:00 WIB
Korona hambat target Surya Semesta


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum juga usai Bulai Mei, manajemen PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sudah punya gambaran kurang baik terhadap bisnis tahun ini. Mereka memperkirakan, pendapatan sepanjang 2020 menurun 13% ketimbang tahun lalu. Apalagi penyebabnya kalau bukan wabah Covid-19.


Proyeksi Surya Semesta mempertimbangkan kinerja anak usaha penyumbang terbesar pendapatan, yakni PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA). Selama kuartal pertama tahun ini, capaian kontrak baru jasa konstruksi Nusa Raya Cipta turun 60,6% year on year (yoy) menjadi Rp 415,3 miliar. Realisasi kontrak baru pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,05 triliun.


Kontrak baru menyusut lantaran pemilik proyek tidak dapat menjual properti atau menunda pekerjaan demi menjaga likuiditas keuangan. "Kami memperkirakan 30% proyek mengalami perlambatan, sementara sekitar 70% masih aktif," kata Erlin Budiman, Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk kepada KONTAN, Kamis (14/5) pekan lalu.


Alhasil, Surya Semesta harus memangkas target kontrak baru jasa konstruksi hingga tutup tahun 2020 nanti. Paling banter, perusahaan tersebut bakal meraih kontrak baru sama seperti tahun lalu yakni Rp 2 triliun. Dalam pemberitaan KONTAN, sebelumnya mereka menargetkan kontrak baru jasa konstruksi hingga Rp 3,5 triliun pada 2020.

Kondisi lini usaha yang lain sebenarnya juga tak terlalu bisa diharapkan. Surya Semesta menakar, pendapatan hotel di kuartal II 2020 akan turun 50%-60% yoy. Sama seperti pebisnis hotel lain, pandemi korona menyebabkan tingkat okupansi anjlok. Sejak akhir Maret atau awal April kemarin, Surya Semesta telah menutup operasional hotel Gran Melia Jakarta, Hotel Melia Bali dan Banyan Tree Ungasan Resort.


Asal tahu, Gran Melia Jakarta berkontribusi 69,8% terhadap total pendapatan Surya Semesta pada segmen hotel. Selain Hotel Melia Bali dan Banyan Tree Ungasan Resort, kontributor sisanya adalah Batiqa Hotels.


Lahan industri


Segmen bisnis penjualan lahan industri pun tidak mulus. Kebijakan lockdown sejumlah negara dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Pemerintah Indonesia menyebabkan realisasi investasi industri tertunda. Tahun ini, Surya Semesta membidik penjualan lahan industri seluas 8 hektare (ha)-10 ha.


Andaikata pemerintah jadi melonggarkan PSBB mulai Juni-Juli 2020 nanti, bisnis lahan industri Surya Semesta bakal kembali bergeliat. "Kami berharap untuk mendapatkan komitmen penjualan tanah pada akhir kuartal III 2020," ungkap Erlin.

Sambil menanti kabar baik dari pemerintah, Surya Semesta mengawal rencana pengembangan awal kawasan industri di Subang, Jawa Barat. Jadwal peletakan batu pertamanya pada September 2020. Hingga triwulan pertama tahun ini, perusahaan tersebut sudah mengakuisisi total lahan seluas 1.211 ha.


Surya Semesta juga akan melecut bisnis penyewaan gudang SLP Karawang yang beroperasi di bawah anak usaha bernama PT SLP Surya Ticon Internusa. Hingga akhir Maret 2020, 128.566 meter persegi (m²) atau 80,23% dari total lahan 160.255 m² sudah bisa mereka sewakan.


Pada 4 Desember 2019, SLP Surya Ticon telah meluncurkan Blok C yang merupakan fase kelima pengembangan proyek. Isi proyek antara lain satu area build to suit atau dibangun sesuai dengan permintaan dan lima unit gudang ritel dengan luas bangunan 51.330 m² yang berdiri di atas lahan seluas 53.744 m².


Tak lupa, manajemen SSIA berupaya menghemat pengeluaran demi kelancaran kas. Mereka tak segan menegosiasikan perjanjian pinjaman dengan para kreditur supaya bunga atau tenor pengembalian lebih fleksibel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×