kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Krakatau Steel cari lahan pengganti Honan


Jumat, 31 Agustus 2012 / 07:39 WIB
Krakatau Steel cari lahan pengganti Honan
ILUSTRASI. Kini, bumi punya samudra baru. Dengan demikian, planet yang kita tinggali ini memiliki 5 samudra. REUTERS/Deborah Zabarenko


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Produsen baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sedang mencari lahan baru untuk mengembangkan pabrik baja lembaran panas atau hot strip mill. Pencarian lahan ini dilakukan untuk mengantisipasi rencana pelepasan lahan 40 hektare milik Krakatau yang akan digunakan oleh Honam Petrochemical Corporation, perusahaan asal Korea Selatan.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Irvan Kamal Hakim mengatakan, proses pencarian lahan tersebut sedang berlangsung. Harapannya, tahun ini juga, Krakatau Steel sudah menemukan lahan tersebut.

Harapan Irwan, Krakatau Steel bisa mendapatkan lahan yang lebih luas dari lahan yang untuk Honan. "Bisa tiga hingga empat kali lipat dari luas lahan untuk Honan," kata Irvan kemarin.

Seperti diketahui, Krakatau Steel menawari Honam lahan seluas 40 hektare dari total kebutuhan lahan Honan yang seluas 60 hektare. Namun sejauh ini belum ada perundingan mengenai aspek-aspek komersial dengan Honam terkait dengan lahan yang ditawarkan tersebut.

Mengenai lahan yang dicari Krakatau Steel untuk pembangunan pabrik hot strip mill. Menurut Irvan, sebetulnya, ini adalah rencana lama. Rencana ini juga sudah tertuang dalam prospektus Krakakatau kala melantai di bursa.

Pabrik hot strip mill itu rencananya akan memiliki kapasitas produksi satu juta ton per tahun. Kebutuhan investasinya diperkirakan sekitar US$300 juta-US$400 juta. "Saat ini pembangunan pabriknya masih dalam proses studi kelayakan menunggu kepastian lahan," ujar dia.

Irvan menargetkan, pabrik tersebut sudah mulai berproduksi tahun 2015. Sebagian besar produk yang dihasilkan adalah untuk pasar domestik dan cuma 10% yang diekspor. "Kami melihat kebutuhan baja di pasar dalam negeri masih tinggi," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×