kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.057   73,61   1,05%
  • KOMPAS100 1.055   14,53   1,40%
  • LQ45 829   11,90   1,46%
  • ISSI 214   1,19   0,56%
  • IDX30 423   6,79   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,68   1,53%
  • IDX80 120   1,66   1,40%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Permintaan Baja Nasional Diprediksi Tumbuh 5,5%, Ini Upaya Krakatau Steel


Senin, 23 Desember 2024 / 10:17 WIB
Permintaan Baja Nasional Diprediksi Tumbuh 5,5%, Ini Upaya Krakatau Steel
ILUSTRASI. Permintaan baja nasional di tahun 2025 yang diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,5% seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor industri pengguna besi dan baja


Reporter: Vina Elvira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan baja nasional di tahun 2025 yang diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,5% seiring dengan pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor industri pengguna besi dan baja. Melihat peluang tersebut,  PT Krakatau Stell Tbk (KRAS) berkomitmen untuk menjadi bagian dalam pemenuhan kebutuhan industri baja.

“Kami terus melakukan sinergi dan kolaborasi, baik dengan para pelaku industri baja nasional maupun regulator, termasuk di antaranya Kementerian Perindustrian,” ungkap Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar, dalam siaran pers, Minggu (22/12). 

Menurutnya Krakatau Steel optimistis dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan baja nasional melalui transformasi, restrukturisasi lanjutan, pemulihan fasilitas produksi, maupun sinergi dengan para pemangku kepentingan. 

Baca Juga: Gelar RUPSLB, Krakatau Steel (KRAS) Angkat Muhamad Akbar jadi Dirut Baru

Dengan adanya geliat pertumbuhan di berbagai sektor seperti sektor konstruksi sebesar 5,48% (data BCI Central), pertumbuhan sektor manufaktur 6,4% (data Kemenperin RI), pertumbuhan sektor otomotif 17% serta keberlanjutan program infrastruktur pemerintah yang mencapai Rp400 triliun, maka industri baja nasional juga dapat berkontribusi pada pencapaian target pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

Akbar juga menyampaikan masih banyak tantangan yang harus dihadapi industri baja nasional, di antaranya masih tingginya impor baja dari Tiongkok yang mencapai 37% pada periode tiga tahun terakhir.

“Kami terus bekerja sama dengan regulator agar tetap terjaganya serta memberikan dukungan secara permanen dan berkelanjutan untuk industri baja nasional. Diantaranya melalui kebijakan perlindungan perdagangan seperti antidumping, trade remedies, maupun safeguard,” bebernya.

Baca Juga: Anak Usaha Krakatau Steel (KRAS) Raih Kesepakatan Penjualan 38.500 Ton per Bulan

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan bahwa industri baja memainkan peran penting dalam pembangunan nasional. Khususnya industri logam, mengalami peningkatan tertinggi dibanding industri lainnya dan berkontribusi 5,9% untuk PDB pada sektor non migas. 

Menurutnya pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan industri baja melalui kebijakan pengendalian impor, SNI pada produk baja, peningkatan TKDN, Tax Allowance, Tax Holiday, master list bahan baku agar utilitas baja meningkat dan mampu bersaing.

 

Selanjutnya: Lindungi Diri dari Penyakit Kritis, BCA Life dan BCA Luncurkan Produk STAR

Menarik Dibaca: Lindungi Diri dari Penyakit Kritis, BCA Life dan BCA Luncurkan Produk STAR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×