Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas bumi asal Singapura KrisEnergy resmi mengambil alih kepemilikan saham mitranya di Blok Tanjung Aru, Selat Makassar. Dengan demikian, KrisEnergy berhak atas mayoritas saham blok tersebut karena KrisEnergy sudah membiayai kegiatan biaya operasi selama eksplorasi tiga dimensi (3D).
Juru bicara KrisEnergy Tanya Pang menyatakan, transfer 42% saham milik Neon Energy di Blok Tanjung Aru itu sudah efektif pada tanggal pemberitahuan pengunduran diri Neon Energy dari partnership di blok itu, yakni pada 5 Mei 2014 lalu. "Transfer kepemilikan saham itu sudah efektif," kata dia kepada KONTAN, Kamis (8/5).
Dengan transfer saham itu, Tanya menyatakan, total Saham KrisEnergy menjadi 85%, sedangkan sisanya 15% tetap dimiliki oleh Natuna Ventures Pte Ltd. Sebelumnya, Kris-Energy memiliki 43% saham di Blok Tanjung Aru, Neon Energy memiliki 42% saham, dan sisanya 15% saham milik Natuna Ventures.
Menurut Tanya, pengambilalihan saham milik Neon Energy di Blok Tanjung Aru ini terjadi karena gagalnya Neon Energy membayar tagihan atau cash call yang diajukan oleh KrisEnergy senilai US$ 1 juta, termasuk bunga sebesar tingkat suku bunga antarbank London
(LIBOR) plus 3%.
Dana sebesar, kata Tanya, merupakan bagian biaya yang harus ditanggung Neon Energy untuk survei seismik tiga dimensi (3D) yang dituntaskan KrisEnergy di Blok Tanjung Aru pada April 2014 lalu berdasarkan joint operating agreement.
"Semua biaya awalnya kami yang menanggung," ungkap dia. Dari hasil eksplorasi yang dilakukan KrisEnergy, pihaknya sudah menemukan potensi gas di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News