Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus pemerintah. Terlebih adanya El Nino menyebabkan musim kemarau lebih panjang.
Inovasi pun dilakukan, misalmya melalui teknologi. Inisiator Gerakan Maju Tani Indonesia, Erwin Gunawan mengungkapkan, pihaknya menargetkan bisa mencetak 10 juta petani digital sebelum akhir tahun 2024.
Menurutnya, gerakan ini berawal dari kekhawatiran kami terkait krisis pangan yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Saat ini, Indonesia sudah menjadi negara importir bahan pangan. Belum lagi jumlah petani yang semakin berkurang.
Baca Juga: Kemarau Panjang, Indonesia Kehilangan Potensi Panen 1,2 juta Ton Beras
"Kami ingin berupaya agar anak muda tertarik untuk menjadi petani. Masalah krisis pangan dan terus menurunnya jumlah petani bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Erwin, dalam rilis, Senin (11/9).
Gerakan Maju Tani mengusung konsep meta farming yang memungkinkan anak muda untuk bisa menjadi petani secara digital. Meta Farming adalah platform online, yakni semua orang bisa terlibat dalam pertanian. Melalui aplikasi ini, mereka yang tertarik untuk bertani bisa bercocok tanam di lahan yang sudah disiapkan oleh meta farming.
Agar berjalan lancar, Gerakan Maju Tani meminta dukungan Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tanin Indonesia (HKTI) untuk menjalankan konsep ini secara massal. Tidak hanya di kota-kota tetapi juga di seluruh wilayah di Indonesia. "Kami juga akan meminta bantuan dari Kementerian Pertanian agar target 10 juta petani digital bisa tercapai pada akhir 2024," lanjut Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News