kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KRL Jogja-Solo Sudah Layani 2 Juta Penumpang Setahun Ini


Sabtu, 05 Maret 2022 / 21:17 WIB
KRL Jogja-Solo Sudah Layani 2 Juta Penumpang Setahun Ini
ILUSTRASI. Penumpang berada di dalam gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya - Solo di Stasiun Yogyakarta


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama satu tahun beroperasi, Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo telah melayani sekitar 2 juta penumpang di kawasan aglomerasi Solo–Yogyakarta.

"Ini menunjukkan antusiasme masyarakat memanfaatkan KRL Solo-Jogja cukup tinggi meski di tengah pandemi,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Sabtu (5/3).

Menurutnya, kehadiran KRL Jogja-Solo yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 1 Maret 2021 lalu ini, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membangun transportasi masa depan dan berkelanjutan.

“Terlebih kawasan aglomerasi Solo-Jogja memiliki potensi wisata yang luar biasa,” ujarnya.

Sebelum ada kereta, masyarakat Solo-Jogja mengandalkan transportasi jalan untuk mobilitas sehari-hari.

Baca Juga: Aturan baru: Seluruh penumpang KAI wajib telah divaksin Covid-19

Hal ini menyebabkan tingginya konsumsi bahan bakar minyak yang menyebabkan tingginya emisi dan polusi udara.

Kehadiran KRL ini diyakini akan berkontribusi pada pengurangan angka konsumsi BBM hingga 51,7 persen.

"Kami berharap tingkat peralihan minat masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke KRL mencapai 50 persen,” ujarnya.

Karena itu, Budi mengajak seluruh masyarakat di Yogyakarta-Solo dan sekitarnya untuk memanfaatkan fasilitas KRL dengan maksimal.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, operator, dan juga para pemangku kepentingan terkait agar angkutan massal di Solo-Jogja semakin terintegrasi antar modanya sehingga semakin mudah diakses,” tutur dia.

Budi berharap, jalur KRL dapat terus diperpanjang agar dapat semakin banyak daerah yang dilayani dan turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah yang dilalui.

Tidak hanya di Jawa, pengembangan KRL juga akan terus dilakukan di luar pulau Jawa seperti di Sumatera dan daerah lainnya.

Selain ramah lingkungan, kehadiran KRL Yogyakarta-Solo yang menggantikan Kereta Rel Diesel Prambanan Ekspress (KRD Prameks) ini juga merupakan komitmen pemerintah untuk terus mendukung industri dalam negeri agar dapat terus meningkatkan daya saingnya dengan produk luar negeri.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menjelaskan, KRL merupakan salah satu moda angkutan massal yang memilik sejumlah keunggulan jika dibandingkan dengan moda lainnya.

Sejumlah keunggulannya yaitu memiliki emisi yang rendah (ramah lingkungan), kehandalan layanan dalam jangka panjang, efisiensi pergerakan, kapasitas angkut yang tinggi, dan memperkuat struktur tata ruang.

Baca Juga: Kemenhub telah bangun 1.937 km jalur kereta api dalam 15 tahun

KRL Yogyakarta-Solo yang dioperatori oleh PT KCI ini juga memiliki sejumlah keunggulan jika dibandingkan dengan kereta api pendahulunya yaitu Kereta Rel Diesel Prambanan Ekspress (KRDE Prameks).

“Kita akan terus mengembangkan elektrifikasi perkeretaapian di Solo-Jogja, memperpanjang jalur sampai dengan Palur, menyambungkan kereta dari Wonogiri sampai dengan Bandara Adi Sumarmo, dan membangun Depo KRL di wilayah Jebres,” kata Zulkifli.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Satu Tahun Beroperasi, KRL Yogyakarta-Solo Layani 2 Juta Penumpang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×