kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kualitas bensin premium terendah se-Asia Afrika


Rabu, 08 April 2015 / 12:52 WIB
Kualitas bensin premium terendah se-Asia Afrika


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), menilai kualitas BBM Indonesia saat ini adalah yang terendah di Asia-Afrika.

Menurut Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin, BBM jenis Premium di Indonesia, tidak masuk ke kategori 1 standar internasional, sehingga bisa merusak kendaraan dengan standar euro 1.

"Premium ini harganya internasional tapi kualitasnya lokal. Negara lain mungkin harga BBM relatif lebih mahal tetapi juga dengan kualitas yang lebih tinggi," kata Ahmad dalam jumpa pers KPBB di Gedung Sarinah, Jakarta, Rabu (8/4). 

Ahmad membandingkan harga BBM di Indonesia dengan di Australia yang dipatok setara dengan Rp 9.400/liter. Menurut dia, harga BBM tersebut juga berbanding lurus dengan kualitas yang dihasilkan, yakni bisa memberi tenaga untuk kendaraan berstandar Euro 5.

"Jangan salah bilang bahwa BBM reguler kita relatif lebih murah dibandingkan negara lain, tapi kualitasnya lebih tinggi," kata Ahmad.

Menurut Ahmad, kualitas BBM yang buruk akan menghalangi Indonesia untuk mengadopsi teknologi kendaraan yang lebih maju. Mulai dari teknologi rendah emisi (euro 4), serta dalam rangka menurunkan beban pemerintah dalam impor BBM yang membuat nilai tukar Rupiah terpuruk.

"Manfaat adopsi teknologi advance ini selain dalam rangka penurunan pencemaran udara, juga dalam rangka partisipasi global dalam penurunan emisi rumah kaca," jelas Ahmad. 

Selain itu, kata dia, pada 2016 Indonesia harus menerapkan kendaraan dengan standar euro 4. Menurut dia, Indonesia terlambat jika dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia yang sudah menerapkan kendaraan euro 4.

"Ujungnya industri otomotif akan produksi ke LCGC (low cost green car) saja, padahal kecenderungan pendapatan perkapita masyarakat kita sudah naik. Kemudian kualitas bbm yang buruk mempengaruhi kesehatan juga." kata Ahmad. (Stefanno Reinard Sulaiman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×