Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perakit ponsel pintar iPhone, Pegatron telah memilih Indonesia sebagai pabrik manufaktur pertamanya yang berada di luar China. Pemindahan ini dipicu oleh ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Pabrikan elektronik yang semula berbasis di Taiwan ini sedang mempersiapkan untuk mengalihkan produksi produk non-iPhone yang terkena tarif AS atas ekspor China ke sebuah pabrik yang disewa di Batam, Indonesia dalam enam bulan ke depan.
Seperti yang dikutip dari Nikkei Asia Rabu, (5/12) lalu, sumber informasi yang mengetahui detil pemindahan ini menjabarkan bahwa pendapatan perusahaan dari produk ponsel pintar dan produk lainnya mencapai US$ 1 miliar setiap tahunnya. "Investasi akan mulai dalam bulan ini, dengan produksi penuh diharapkan pada pertengahan 2019," kata orang itu.
Langkah Pegatron menyoroti tekanan yang terus meningkat dimana mereka terhimpit oleh ketegangan perdagangan, meningkatnya upah di China dan kekurangan tenaga kerja. Masih dari Nikkei Asia, beberapa pabrikan juga berencana meninggalkan China seperti kompetitor Pegatron yakni Wistron, perakit Apple Watch Quanta Computer dan Compal, perakit AirPods Inventec.
Keputusan Pegatron untuk melakukan diversifikasi keluar dari China tidak akan diubah oleh gencatan senjata yang baru-baru ini terjadi antara para pemimpin China dan AS pada pertemuan G-20 akhir pekan lalu, kata sumber itu. "Pertemuan Trump-Xi tidak akan mempengaruhi langkah strategi Pegatron," katanya.
Sebelumnya dikabarkan Pegatron juga mengevaluasi Vietnam sebagai lokasi manufaktur perusahaan. Negara tersebut dinilai telah memiliki rantai pasokan elektronik yang terus berkembang berkat operasi perakitan smartphone Samsung Electronics.
"Tetapi investasi di pulau Batam lebih cepat dari tempat lain," kata sumber itu.
Guna memenuhi ekspansi ini, Pegatron akan menyewa pabrik yang dapat mempekerjakan 8.000 hingga 10.000 pekerja.
Untuk itu perusahaan perlu menyewa daripada membangun fasilitas baru untuk memastikan produksi sesegera mungkin. Ini akan memungkinkan perusahaan untuk memindahkan peralatan dari China lebih cepat.
Dibandingkan dengan rekan-rekan Taiwan lainnya seperti Foxconn Technology Group, Wistron, Inventec dan Compal Electronics yang semuanya telah memiliki fasilitas di Asia Tenggara selama bertahun-tahun, Pegatron tergolong perusahaan yang enggan berinvestasi pabrikan manufaktur di luar China.
Di dalam negeri, Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa pihak Pegatron sempat ragu berinvestasi lantaran masalah perizinan. Namun, dia mengaku dapat meyakinkan perusahaan itu bahwa persoalan perizinan akan dapat diselesaikan.
"Semua izin kita urus, pokoknya kamu (Pegatron) investasi di sini, sepanjang kamu ikutin semua aturan-aturan yang ada. Supaya jangan ada persulit dengan sogok menyogok," sebut Luhut.
Diharapkan kuartal I-2019 investasi ini dapat terealisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News