kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal III, permintaan perkantoran Jakarta naik


Selasa, 03 Oktober 2017 / 18:14 WIB
Kuartal III, permintaan perkantoran Jakarta naik


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan ruang perkantoran di Jakarta mulai mengalami tren peningkatan pada kuartal III 2017. Tenan-tenan tidak hanya sekedar melihat mencari-cari perkantoran saja tetapi sudah mulai masuk ke tahapan yang lebih serius.

Kondisi tersebut tercermin dalam riset yang dirilis Colliers International Indonesia. Hasil riset Konsultan properti ini menunjukkan, representatif pasar tenan atau penyewa sudah mengalami perbaikan.

Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International mengatakan perbaikan permintaan tenan terutama terjadi di sektor financial, shipping company perusahaan konsumer, dan terutama perusahaan yang berbasis IT seperti ecommerce dan co-working space.

Menurutnya, IT based company adalah jenis tenan baru sangat ekspansif saat ini yang mendorong pertumbuhan pemintaan akan ruang kantor terutama perusaan yang memiliki afiliasi dengan asing atau perusaaan start up yang sumber modalnya berasal dari luar negeri.

"Sekarang ini yang paling meningkat adalah co-working space yang digabung dengan private office. Jadi mereka sangat ekspansif terutama bisnis yang dijalankan oleh perusahan yang berafiliasi dengan asing atau mereka yang caiptalnya datang dari luar negeri. Mereka ini biasanya cari yang di CBD." kata Ferry di Jakarta, Selasa (3/10).

Selain itu, lanjut Ferry, tenan-tenan tersebut cenderung mencari ruang perkatoran yang sudah lengkap. Padahal sebelum-sebelumya perusahaan yang mencari perkantoran lebih memilih yang masih kosong untuk ditata atau dilengkapi sendiri. Perubahaan ini terjadi agar lebih efisiensi, sebab untuk finishing perkatoran masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Tenan cenderung mencari ruang-ruang kantor yang bagus yang ditinggalkan tenan-tenan yang tidak survive sebelumnya atau cenderung mencari perkantoran yang baru beroperasi yang memiliki tarif yang lebih kompetitif. "Pasalnya kantor yang masih baru biasanya rentalnya masih murah apalagi dengan kondisi pasokan masih cukup banyak," kata Ferry.

Meskipun permintaan tenan mulai mengalami peningkatan, Ferry mengatakan pasar perkantoran di Jakarta masih lesu karena di saat lain supplai atau pasokan di pasar masih sangat besar yang membuat okupansi dan rental rate perkantoran masih masih mengalami penurunan.

Kuartal III 2017, okupansi perkantoran di area CBD sebesar 83,3% dan merupakan yang terendah sejak tahun 2009 dan rate sewanya turun 9% dari periode yang sama tahun 2016 menjadi Rp 284.368 per m2. Sampai akhir tahun, Collier memperkirakan okupansi di CBD akan turun 4%-5% menjadi 80% yoy.

Adapun okupansi kantor di luar CBD (Non TB Simatupang) mencapai 83,5% dan diperkirakan akan turun ke level 80% hingga akhir tahun, sedangkan okupnasi di TB Simatupang sekitar 76,% atau meningkat 7,2% dari periode yang sama tahun lalu.

Ferry menambakan,pasokan perkantoran di Jakarta akan bertambah sekitar 600.000 m2 lagi hingga akhir 2017 dan akan meningkat 1,5 juta m2 selama periode 2018-2020 dimana 60% diantaranya berlokasi di area CBD. Colliers memperkirakan harga sewa di CBD akan turun 10% hingga akhir tahun dan melorot 5% di luar CBD.

Sementara Theresia Rustandi, Sekretaris PT Intiland Development Tbk (DILD) mengatakan okupansi gedung perkantoran yang dimiliki perusahaan cukup bagus. Okupansi Intiland Tower mencapai 90% dan kebanyakan tenannya kebanyakan perusahaan konsultan." Sementara South Quater tower A sudah terjual 100%, tower B yang leas sudah terserap 100% dan Tower C baru tersewa 80%," kata Theresia baru-baru ini.

Salah satu pasokan perkantoran akan bertambah di kawasan MT Haryono Jakarta Timur yang dikembangkan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bekerjasama dengan PT Waskita Realty. Kantor bertajuk Waskita Rajawali Tower itu dibangun di atas lahan 7.025 m2 dengan investasi Rp 600 miliar.

Pembangunan kantor ini telah dimulai sejak akhir Agustus 2017 lalu dan ditargetkan rampung pada kuartal I 2019. Bambang Riyanto, Direktur Operasi III PT Waskita Realty mengatakan Waskita Rajawali Tower akan menyemarakkan perkantoran di kawasan Jakarta Timur. "Selain sebagai wujud nyata sibergi BUMN, hadirnya proyek diharapkan akan menambah pertumbuhan perkantora. di wilayah Jakarta Timur yang semakin bekembang, " kata Bambang


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×