Reporter: Annisa Maulida | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menjelaskan, produksi gula RNI pada kuartal III 2018 sekitar 250.000 ton meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar 240.000 ton.
“Produksi gula RNI grup sampai 10 Oktober sudah 250.000 ton, jumlah tersebut terdiri dari 128.000 ton produksi gula petani dan sisanya sekitar 122.000 ton gula hasil produksi sendiri. Untuk produksi tahun lalu hampir sama dengan saat ini,” ujar Direktur Utama PT RNI Bernardus Didik Prasetyo kepada Kontan.co.id, Senin (15/10).
PT RNI memproyeksikan sampai akhir tahun total produksi gula milik sendiri targetnya sekitar 295.000 ton dan produksi gula petani sekitar 143.000 ton. “Total tahun lalu untuk produksi gula milik sendiri sekitar 272.000 ton dan produksi gula petaninya sekitar 144.000 ton,” ujar Didik.
Menurut Didik berdasarkan dari data yang dimilikinya, stok yang ada di pabrik gula total produksinya 178.000 ton. “50.000 ton milik PT RNI, 38.000 ton lebih milik petani, 38.000 ton lebih milik Bulog, dan sisanya milik pedagang,” lanjutnya.
Didik menjelaskan, saat ini ia belum memiliki data mengenai realisasi pendapatan PT RNI di kuartal III tahun ini karena gulanya belum semua terjual. Namun, menurut prediksinya pendapatan dari produk gula sampai saat ini sekitar Rp 800 miliar dari total target sampai akhir tahun Rp 1,4 triliun.
Sedangkan mengenai pengembangan industri dan perkebunan tebu di luar pulau Jawa, PT RNI sudah melayangkan surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan sudah mendapat jawaban mengenai telaah area yang di tuju.
“Sekarang ini kami sedang menyusun study dan melakukan survei. Semoga tahun 2019 nanti studi dan survei sudah di jalani, serta disetujui pemegang saham. Kira-kira pada tahun 2020 kita sudah bisa mulai bangun,” kata Didik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News