Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pembangunan properti dan konstruksi di Indonesia pada kuartal I tahun ini tersendat. Indikasinya terlihat dari penurunan penjualan semen. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen pada kuartal I 2009 hanya 8,27 juta ton, turun 5,8% dari penjualan semen kuartal I 2008 yang sebanyak 8,78 juta ton.
Penurunan penjualan semen terjadi lantaran banyak pengembang kesulitan membiayai proyeknya. "Properti mempengaruhi penjualan semen domestik sebab properti merupakan salah satu motor penggerak konsumsi semen selain infrastruktur,” kata Ketua ASI Urip Timuryono, Selasa (14/4).
Hingga kini, perbankan belum juga menurunkan bunga kredit kendati Bank Indonesia telah memangkas BI Rate menjadi 7,5%. Akibatnya, sektor usaha riil sulit memperoleh kredit, termasuk sektor properti.
Itu sebabnya banyak pelaku usaha properti menunda proyeknya. Selain itu, musim hujan yang terjadi merata di seluruh daerah juga memicu turunnya permintaan properti.
Menurut data ASI, pada bulan Maret lalu konsumsi semen anjlok 11% menjadi 2,667 juta ton dibandingkan konsumsi semen pada Maret 2008. Penurunan konsumsi semen diperkirakan bakal terus berlanjut hingga April dan Mei mendatang. Itu artinya, penjualan semen pada kuartal kedua ini belum stabil dan kemungkinan terus turun.
Tentu saja, berlanjutnya tren penurunan penjualan semen itu membuat pengusaha bubuk abu-abu itu kuatir. Mereka pun merevisi target bisnisnya tahun ini. ”Harapan kami hanya bergantung pada janji pemerintah untuk mengucurkan stimulus infrastruktur senilai Rp 12 triliun,” ujar Urip.
Sebagai tambahan informasi, konsumsi semen domestik tahun 2008 lalu mencapai 38,087 juta ton naik 11,5% dibandingkan 2007 yang sebesar 34,174 juta ton.
Adapun total penjualan semen, baik ekspor maupun domestik, pada 2008 mencapai 43,021 juta ton. Ini naik 2,5% dibanding 2007 sebesar 41,952 juta ton.
Pada triwulan I 2009, ASI mencatat, ekspor semen turun 37,3% menjadi 710.973 ton dibanding 2008 yang sebesar 1,133 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News