kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.489   45,00   0,29%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

Kunjungan ke Jepang: Temui METI, Menperin Bahas Peluang Kerja Sama Green Hydrogen


Senin, 05 Juni 2023 / 17:44 WIB
Kunjungan ke Jepang: Temui METI, Menperin Bahas Peluang Kerja Sama Green Hydrogen
ILUSTRASI. Pertemuan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Kementerian?Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini berupaya meningkatkan hubungan kerja sama dengan Jepang melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Hal ini dilakukan dengan menjadikan Jepang sebagai mitra strategis bagi Indonesia.

Jepang menduduki peringkat keempat terbesar negara tujuan ekspor nonmigas dari Indonesia di tahun 2022. Pada periode yang sama, Jepang juga merupakan negara terbesar kedua yang menjadi sumber impor nonmigas bagi Indonesia.

Lebih lanjut, kerangka kerja sama tersebut diharapkan dapat memperkuat aspek rantai pasok serta mendukung upaya transisi energi, salah satunya dalam pengembangan green hydrogen.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan produksi energi terbarukan dan green hydrogen. Untuk itu, perlu kolaborasi antara investor, lembaga keuangan, industri dan pembuat kebijakan untuk menyediakan skema pembiayaan yang inovatif dalam mempercepat proses transisi energi,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers yang diterima Senin (5/6).

Baca Juga: Kemenperin Siapkan SDM Kompeten Dukung Penerapan Industri Hijau

Menperin menyampaikan, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan teknologi energi bersih dan rendah karbon agar lebih terjangkau dan mudah diakses. Karenanya, dirinya mengharapkan Pemerintah Jepang dan sektor swasta dapat mendukung rencana tersebut.

Melalui pertemuan dengan Menteri Perekonomian, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Yasutoshi Nishimura, Menperin membuka peluang kerja sama pengembangan green hydgrogen dengan Jepang dalam bentuk knowledge sharing dan deployment of clean technology transfer.

Hal ini didukung oleh kondisi Indonesia sumber daya energi terbarukan yang besar, sedangkan Jepang terkenal dengan keahliannya dalam solusi energi bersih.

Kepada Menteri Nishimura, Menperin menyampaikan bahwa Indonesia sedang memajukan transisi energi dengan prioritas utama mengembangkan industri hilir, khususnya industri electric vehicle (EV).

"Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, industri EV berperan penting dalam rantai pasokan global, khususnya untuk memperkuat industri hilir,” paparnya.

Menteri Nishimura menanggapi, Jepang menganggap Indonesia sebagai mitra terpenting dalam Asian Zero Emission Community (AZEC).

Dalam hal upaya ini, Jepang telah memprakarsai transisi energi melalui Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII) yang juga dipimpin oleh Amerika Serikat, inisiasi untuk Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) yang memobilisasi US$20 miliar untuk pembiayaan publik dan swasta bagi Indonesia dan AZEC, serta Indonesia Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact yang berhasil meluncurkan US$698 juta.

Kemitraan ini ditargetkan mendukung percepatan pencapaian target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060.

Sejalan dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia dan Kemitraan Internasional melalui JETP sedang membangun pembiayaan karbon transisi energi dan pengurangan emisi dini dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan menyiapkan mekanisme, metodologi dan formulasi harga untuk menghasilkan pembiayaan transisi melalui kredit karbon yang dihasilkan oleh pembangkit listrik.

Baca Juga: Kemenperin: PIDI 4.0 Dukung Adaptasi Ekonomi Digital di Indonesia

 “Kami akan terus memacu pembangunan industri hijau dengan mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” tegas Menperin.

Kemenperin telah merancang dan melaksanakan tujuh program terkait penerapan kebijakan industri hijau, meliputi Resource Efficiency and Cleaner Production, Green Product Development, Decarbonization and Energy Transition, Waste Management, Water Conservation, Circular Economy Implementation, dan Increasing Green Jobs.

Selanjutnya, Kemenperin juga telah menerapkan tiga key access dalam rangka menyukseskan kebijakan industri hijau, yaitu memperluas akses industri ke investasi hijau, memperkuat ekosistem produk hijau, dan fokus pada pengembangan standar industri hijau.

Dalam kesempatan yang sama, Menperin Agus memastikan kepada Jepang bahwa Pemerintah Indonesia terus mengusahakan tersedianya lingkungan yang ramah bisnis.

Selain itu, pemerintah juga mengambil langkah-langkah untuk merampingkan prosedur administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan menarik investasi, menciptakan mekanisme untuk memudahkan investasi, termasuk menjaga ketersediaan bahan baku.

Karenanya, Menperin mendorong Pemerintah Jepang serta perusahaan-perusahaan Jepang untuk mendukung bantuan pembangunan yang diperlukan oleh masing-masing Negara ASEAN, termasuk Indonesia.

“Kami ingin merangkul para investor dari Jepang, terutama di bidang inovasi dan transformasi teknologi dari basis manufaktur ASEAN dalam jangka panjang,” ucapnya.

Selanjutnya, untuk menarik investasi di bidang EV, Kemenperin berupaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.

Langkah strategis ini diharapkan mampu menarik perusahaan otomotif asal Jepang untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produsen kendaraan listrik di kawasan yang berdaya saing global.

Baca Juga: Industri Furnitur Berikan Kontribusi PDB 1,30% Sepanjang 2022

Kemenperin telah menetapkan 20% penggunaan kendaraan berbasis baterai listrik pada tahun 2025, sejalan dengan upaya industri otomotif yang terus melakukan efisiensi untuk jenis teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid.

“Pengembangan EV merupakan salah satu prioritas kami karena Indonesia memiliki bahan baku yang cukup melimpah. Sehingga kami berharap menjadi salah satu pemain utama EV di dunia. Kami juga tetap memberikan ruang bagi kendaraan berbasis internal combustion engine (ICE) karena kuncinya semua mengarah kepada green mobility,” pungkas Menperin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×