kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Kuota impor tidak ditambah


Rabu, 02 Mei 2012 / 08:50 WIB
Kuota impor tidak ditambah
ILUSTRASI. Kisah pemain baru di aset kripto yang raup keuntungan berlipat


Reporter: Handoyo, Muhammad Yazid, Merlinda Riska | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah masih belum bisa memastikan kapan batas pelarangan impor daging sapi dari Amerika Serikat (AS) bakal dicabut. Namun, pemerintah menjamin pasokan daging sapi dalam negeri tetap aman, karena porsi impor daging dari negeri Paman Sam itu hanya sedikit.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, pemerintah masih menunggu klarifikasi dari AS mengenai wabah sapi gila yang melanda negara tersebut. Agar impor bisa kembali dibuka, klarifikasi AS juga harus mendapat persetujuan Komisi Ahli Kesehatan Hewan Indonesia. "Untuk batas waktu, kita menunggu klarifikasi mereka," ujarnya, Selasa (1/5).

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia secara resmi telah menghentikan impor daging sapi asal AS sejak 24 April lalu karena wabah sapi gila. Pemerintah hanya mau menerima daging sapi AS untuk pengiriman sebelum tanggal tersebut. Walau begitu, pemerintah yakin pasokan daging sapi masih aman.

Menurut hitungan Suswono, volume impor daging sapi AS hanya 7% total impor daging sapi Indonesia. Daging sapi yang didatangkan dari AS itu antara lain jeroan, daging, dan produk bahan baku pakan ternak atau meat bone meal (MBM).

Kuota tak ditambah

Dengan porsi impor yang minim, menurut Suswono, pemerintah tidak akan menambah kuota impor daging sapi atau bakalan karena kasus ini. Kuota impor semester II masih sama, untuk sapi bakalan sebesar 238.000 ekor dan daging sapi 34.000 ton.

Suswono juga yakin kalau produksi daging sapi lokal masih mencukupi untuk menyambut perayaan hari-hari besar yang jatuh pada semester II. "Sejauh ini masih belum diperlukan tambahan kuota impor," katanya.

Data Asosiasi Pengusaha Importir Daging (Aspidi) menunjukkan, dari jatah impor daging sapi sebanyak 20.400 ton pada kuartal I tahun ini, hanya 5,8% atau 1.185 ton yang berasal dari AS. Disebutkan daging sapi AS adalah jenis daging sapi premium seperti tenderloin dan sirloin dengan pasar terbatas seperti hotel dan restoran.

Namun, keputusan pemerintah tak menambah kuota impor disesalkan Suharjito, Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) yang juga Ketua Umum Dewan Daging Sapi Nasional.

Menurutnya, pasokan yang kurang membuat harga daging sapi untuk industri olahan sejak Maret lalu melonjak menjadi Rp 54.000 per kg, naik 38,4% dibandingkan harga normal sekitar Rp 39.000 per kg. "Mereka biasa menerima suplai 20 ton per hari, sekarang hanya 2 ton per hari," katanya.

Oleh karena itu, dia memperkirakan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pabrik daging sapi olahan tidak bisa beroperasi. Peredaran uang dari distribusi daging sapi juga akan menurun 40% dari rata-rata per tahun yang mencapai Rp 3,64 triliun.

Suharjito mengklaim, stok daging sapi di gudang distributor sudah kosong. Sebab, kuota 20.400 ton daging sapi beku pada semester I sudah habis. Untuk itu dia merekomendasikan agar pemerintah mengubah rasio impor daging sapi dan lokal menjadi 35%:65% dari 17,5%:82,5% dari total kebutuhan daging sapi 484.000 ton 2012.

ADDI mencatat, kebutuhan daging sapi beku impor tahun ini mencapai 77.310 ton per tahun. "Kuota impor hanya 34.000 ton, jadi masih sangat kurang," kata Suharjito.
Satria Hamid, Head of Public Affairs PT Carefour Indonesia sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, sejak April lalu, perusahaannya kehabisan daging sapi impor dan terpaksa menggantinya dengan sapi lokal yang jauh lebih mahal.

Walau begitu, pasokan tetap berkurang 25% dari 5,5 ton kebutuhan Carefour.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×