Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak hanya berimbas pada pengusaha jasa angkutan transportasi darat. Beban perasional pengelola jasa tranportasi keretaapi PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga akan naik pasca harga solar subsidi menjadi Rp 7.500 per liter.
Kurniadi Atmosasmito, Direktur Keuangan KAI memperkirakan, sepanjang tahun 2015 nanti beban operasional perusahaannya akan meningkat 10% hingga 15% dari tahun ini. Hal inilah yang memicu KAI akan mengerek harga tiket tahun depan. "Pasti kami menaikan tarif, tidak mungkin tidak," tegasnya kepada KONTAN, Senin (24/11) kemarin.
Karena masih menghitung, Kurniadi belum bisa menyebutkan detail persentase kenaikan tarif tiket tahun depan itu. Namun, kisaran kenaikan harga tiket nanti tidak akan jauh berbeda dengan perhitungan  peningkatan beban operasional itu.Â
Kenaikan harga tiket itu akan diterapkan untuk layanan kereta ekonomi jarak jauh, kereta bisnis dan kereta eksekutif. Untuk kereta api listrik (KRL), sejauh ini KAI masih menunggu alokasi dana public service obligation (PSO) yang akan dikucurkan pemerintah.
Jika besaran subsidi dari pemerintah untuk KRL itu tak ditambah, KAI juga akan mengerek tarif tiket KRL. Yang pasti, "Kalau kami menaikkan tarif harus 90 hari sebelumnya. Kemungkinan di kuartal I nanti," terang Kurniadi.
Selain akan menaikkan harga, KAI juga tengah menanti turunnya dana pinjaman perbankan untuk menjalankan proyek kereta bandara Soekarno-Hatta. Harapan perusahaan itu, dana pinjaman Rp 1,8 triliun dari sindikasi perbankan yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank Central Asia, cair.
Dengan begitu, KAI bisa segera memproses tender lokomotif yang telah dipesan dan menyelesaikan pembebasan lahan yang belum tuntas. Kalau dua proses itu rampung, KAI tinggal menyelesaikan pemasanan bantalan rel saja. "Semua akan kami selesaikan kalau pendanaannya oleh sindikasi sudah ditanda tangani," tandas Kurniadi.
Dalam menggarap proyek kereta bandara Soekarno Hatta, KAI berbagi pekerjaan dengan PT Angkasa Pura II (AP II). AP II sudah memasang tiang pancang pembangunan stasiun di bandara Soekarno Hatta pada 18 November lalu.
Selanjutnya, untuk pembangunan konstruksi, AP II mempercayakan pekerjaan itu pada PT Adhi Karya Tbk. Kalau tak meleset, proses konstruksi rampung dalam 10 bulan ke depan atau pada Agustus 2015.
Hingga akhir tahun 2014 nanti, manajemen perusahaan KAI memperkirakan, bisa menekan kenaikan beban operasional hingga sebesar 7% saja dari tahun lalu. Hal itu adalah buntut keputusan perusahaan itu mengerek tarif kereta ekonomi jarak jauh sejak Oktober 2014 lalu.
Asal tahu saja, sepanjang tahun ini KAI mengejar target pendapatan Rp 13,6 triliun dan laba Rp 900 miliar. Sementara catatan pendapatan dan laba KAI tahun 2013 adalah Rp 8,6 triliun dan Rp 560,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News