Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), perusahaan publik yang mendaur ulang sampah botol plastik menjadi serat daur ulang yaitu Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), ikut mendukung gerakan Pemerintah Indonesia yang bertekad untuk mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 melalui pengelolaan sampah berkelanjutan dengan pendekatan circular economy.
Konsep circular economy yang dimaksud oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), adalah dapat mengolah sampah plastik menjadi plastik kembali atau produk lain yang bermanfaat.
Direktur INOV, Victor Choi memaparkan banyak sekali masyarakat yang menerapkan ekonomi linear yaitu mereka langsung membuang barang yang sudah tidak terpakai lagi dan berakhir mencemari lingkungan.
"Melalui circular economy, barang yang sudah tidak terpakai ini akan dijadikan bahan baku untuk membuat barang yang baru atau menambah nilai dari barang yang sudah ada untuk dapat digunakan kembali," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/10).
Victor mengatakan INOV sendiri menjadikan sampah botol plastik berjenis PET (Polyethylene terephthalate) sebagai bahan baku produk Re-PSF dan diturunkan menjadi produk bukan tenunan (non-woven) dan alat rumah tangga (homeware), yang setiap bulannya kurang lebih mendaur ulang 3.000 ton sampah botol plastik.
INOV melansir data KLHK pada tahun 2019 yang menunjukkan bahwa recycling rate sampah plastik Indonesia hanya berkisar pada angka 10%-15%, sementara sisanya sebagian tertimbun di tempat penampungan akhir (TPA) dan sebagian lebih buruk lagi yaitu mencemari lingkungan.
Baca Juga: Inocycle Technology (INOV) menebar dividen 60% dari laba, simak jadwalnya
Sebuah riset pada tahun 2015 menunjukkan bahwa setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 3,22 juta metrik ton sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik, dan 0,48–1,29 juta metrik ton diantaranya mencemari lautan dan menjadikan Indonesia sebagai produsen sampah plastik terbesar kedua di dunia.
“INOV berupaya untuk mengubah citra buruk Indonesia di atas dengan melakukan ekspansi fasilitas pencucian botol (washing facility) ke seluruh Indonesia, sekaligus untuk mengamankan rantai pasok sampah botol plastik sebagai bahan baku INOV," jelasnya.
Adapun INOV sendiri masih memiliki sisa dana hasil IPO tahun lalu sebesar Rp42,6 miliar yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha INOV ke depan.
Nah, di tahun ini, INOV sudah menambah washing facility di Medan (Deli Serdang) dengan kapasitas produksi sebesar 250 ton per bulan. Aktivitas pengumpulan sampah botol plastik sudah dimulai pada awal Juli 2020, dan nantinya akan dilengkapi dengan pabrik untuk memproduksi Re-PSF dan non-woven dengan kapasitas produksi masing-masing 300-500 ton per bulan. Selain ekspansi ke Pulau Sumatra, INOV juga berencana untuk menjangkau Pulau Sulawesi dengan mendirikan washing facility di Makassar.
Selanjutnya: Inocycle Technology Group (INOV) menargetkan dapat mengurangi karbon 2,5% tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News