kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangi sampah plastik ke laut, Inocycle Technology (INOV) terapkan circular economy


Kamis, 08 Oktober 2020 / 10:26 WIB
Kurangi sampah plastik ke laut, Inocycle Technology (INOV) terapkan circular economy
ILUSTRASI. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) akan produksi masker


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), perusahaan publik yang mendaur ulang sampah botol plastik menjadi serat daur ulang yaitu Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), ikut mendukung gerakan Pemerintah Indonesia yang bertekad untuk mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 melalui pengelolaan sampah berkelanjutan dengan pendekatan circular economy. 

Konsep circular economy yang dimaksud oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), adalah dapat mengolah sampah plastik menjadi plastik kembali atau produk lain yang bermanfaat.

Direktur INOV, Victor Choi memaparkan banyak sekali  masyarakat yang menerapkan ekonomi  linear yaitu mereka langsung  membuang barang yang sudah tidak  terpakai lagi dan berakhir mencemari  lingkungan. 

"Melalui circular economy,  barang yang sudah tidak terpakai ini  akan dijadikan bahan baku untuk  membuat barang yang baru atau  menambah nilai dari barang yang  sudah ada untuk dapat digunakan  kembali," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/10). 

Victor mengatakan INOV sendiri menjadikan  sampah botol plastik berjenis PET  (Polyethylene terephthalate) sebagai  bahan baku produk Re-PSF dan  diturunkan menjadi produk bukan  tenunan (non-woven) dan alat rumah  tangga (homeware), yang setiap bulannya kurang lebih mendaur ulang 3.000 ton sampah botol plastik. 

INOV melansir data KLHK pada tahun 2019 yang menunjukkan bahwa recycling rate sampah plastik Indonesia hanya  berkisar pada angka 10%-15%,  sementara sisanya sebagian tertimbun  di tempat penampungan akhir (TPA)  dan sebagian lebih buruk lagi yaitu  mencemari lingkungan. 

Baca Juga: Inocycle Technology (INOV) menebar dividen 60% dari laba, simak jadwalnya

Sebuah riset  pada tahun 2015 menunjukkan bahwa  setiap tahunnya Indonesia  menghasilkan 3,22 juta metrik ton  sampah plastik yang tidak terkelola  dengan baik, dan 0,48–1,29 juta metrik  ton diantaranya mencemari lautan dan  menjadikan Indonesia sebagai  produsen sampah plastik terbesar  kedua di dunia.

“INOV berupaya untuk mengubah citra  buruk Indonesia di atas dengan  melakukan ekspansi fasilitas pencucian  botol (washing facility) ke seluruh  Indonesia, sekaligus untuk  mengamankan rantai pasok sampah  botol plastik sebagai bahan baku INOV," jelasnya. 

Adapun INOV sendiri masih memiliki sisa dana  hasil IPO tahun lalu sebesar Rp42,6  miliar yang dapat digunakan untuk  pengembangan usaha INOV ke  depan. 

Nah, di tahun ini, INOV sudah menambah  washing facility di Medan (Deli  Serdang) dengan kapasitas produksi  sebesar 250 ton per bulan. Aktivitas  pengumpulan sampah botol plastik  sudah dimulai pada awal Juli 2020, dan  nantinya akan dilengkapi dengan  pabrik untuk memproduksi Re-PSF dan  non-woven dengan kapasitas produksi  masing-masing 300-500 ton per bulan.  Selain ekspansi ke Pulau Sumatra,  INOV juga berencana untuk menjangkau Pulau Sulawesi dengan  mendirikan washing facility di  Makassar.

Selanjutnya: Inocycle Technology Group (INOV) menargetkan dapat mengurangi karbon 2,5% tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×