Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) kurang mumpuni di semester I-2023. Di mana, laba bersih AMMN anjlok hingga 78% secara tahunan di periode Januari-Juni 2023.
Melansir laporan keuangan yang dirilis Jumat (29/9), anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) ini membukukan laba bersih senilai US$ 122 juta. Realisasi ini turun 78% bila dibandingkan dengan laba di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 565 juta.
Penurunan laba bersih AMMN ini dipengaruhi penurunan pendapatan. Pada enam bulan pertama 2023, AMMN membukukan pendapatan senilai US$ 581 juta. Realisasi tersebut turun 58% dibanding pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1,38 miliar.
Kartika Octaviana, Vice President Corporate Communications & Investor Relations AMMN menjelaskan, penurunan pendapatan AMMN salah satunya dipengaruhi oleh penundaan ekspor konsentrat.
Terjadi penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan pada periode semester pertama, karena berakhirnya izin ekspor anak usaha AMMN, yakni Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) pada Maret 2023. Konsentrat tersebutdisimpan di gudang penyimpanan hingga izin ekspor baru diberikan pada Juli 2023.
Pada tanggal 24 Juli 2023, AMMAN mendapatkan izin ekspor yang diterbitkan Kementerian Perdagangan RIuntuk mengekspor konsentrat. Izin ekspor konsentrat sebanyak 900.000 metrik ton basah (wet metric ton/wmt) berlaku mulai 24 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024.
"Sehingga kami dapat segera melanjutkan ekspor konsentrat dan merealisasikan pendapatan yang tertunda," terang Kartika, Jumat (29/9).
Baca Juga: Tersengat Sentimen Harga Minyak, Cermati Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC)
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (“PMK”) No. 71/2023, AMMN memperkirakan akan membayar bea ekspor sebesar 10% hingga 31 Mei 2024. AMMN akan terus berkomunikasi dengan pemerintah untuk meningkatkan tonase izin ekspor (bila diperlukan) dan melanjutkan ekspor konsentrat hingga smelter AMMN beroperasi penuh
Tak lama setelah AMMN menerima izin tersebut, AMMN berhasil menjual persediaan empat bulan dalam waktu enam minggu.
Harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) tembaga meningkat dari US$ 4,23 per pon menjadi US$4,48 per pon (bersih). Sedangkan untuk emas meningkat dari US$1.852 per ons menjadi US$ 2.004 perons (bersih).
AMMN mampu memangkas sejumlah beban seperti beban pokok pendapatan yang menurun 42,6% menjadi US$ 297,51 juta dari sebelumnya US$ 553,40 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News