Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penunjang industri migas, PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 27% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 90 miliar pada kuartal II-2025.
Pelemahan kinerja ini utamanya disebabkan penurunan pendapatan dan volume penjualan tubing dan casing. Meski demikian, laba tersebut telah mencapai 43% dari target laba bersih tahunan SUNI.
Pendapatan usaha SUNI tercatat Rp 438 miliar, turun 16% YoY, dan setara 39% dari target pendapatan 2025. Penurunan sejalan dengan turunnya volume penjualan produk oil country tubular goods (OCTG), terutama tubing yang terkoreksi 20% YoY.
Sepanjang kuartal II-2025, SUNI membagikan dividen senilai Rp 50 miliar dan melakukan pembelian kembali saham senilai Rp 70 miliar. Langkah buyback tersebut bertujuan menjaga kepercayaan pasar terhadap nilai intrinsik perusahaan serta mengoptimalkan struktur modal.
Baca Juga: Semester I-2025, Arkora Hydro (ARKO) Catatkan Laba Rp 36,9 Miliar
Akibatnya, ekuitas perusahaan turun 4% menjadi Rp 752 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu. Namun, rasio DER masih terjaga di level 0,48 kali, jauh di bawah ketentuan maksimal sebesar 2,5 kali.
SUNI juga membukukan arus kas positif dari aktivitas operasional sebesar Rp105 miliar atau naik tipis 1% YoY. Untuk pengembangan usaha, perseroan menggelontorkan investasi senilai Rp 104 miliar, meningkat 26% YoY. Dana ini dialokasikan untuk pembangunan pabrik kedua milik anak usaha PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam, yang ditargetkan beroperasi pada 2026.
Direktur Utama SUNI Willy Johan Chandra menyampaikan, penurunan laba disebabkan dua hal utama. Pertama, peralihan sebagian kapasitas produksi untuk pengembangan produk tubing baru. Kedua, berkurangnya pengiriman casing dari tender lama yang sebagian besar telah dikirimkan tahun lalu.
"Saat ini SUNI sedang berusaha untuk dapat memenangkan tender-tender yang baru," kata Willy dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin (4/8).
Selain itu, SUNI juga memperkuat produksi in-house lewat plant 2 RTM. Progres pembangunan pabrik baru berjalan sesuai target, dan saat ini SUNI mulai memasang mesin-mesin produksi.
SUNI juga memperkuat lini produk dengan menyelesaikan pembangunan workshop wellhead dan x’mas tree di bawah usaha patungan bersama Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP) bernama PT Petro Sinergy Manufacturing (PSM). Saat ini, PSM telah mengantongi sertifikasi API dan TKDN, serta mulai beroperasi secara komersial.
Direktur Operasional SUNI, Bambang Prihandono menambahkan, SUNI sedang menyiapkan tim untuk mendukung operasional plant 2 RTM.
"Kami juga telah mencoba untuk membuat produk-produk yang baru, agar nantinya dapat memanfaatkan meningkatnya kapasitas produksi dari plant 2 RTM, walaupun memang dalam pembuatan produk baru ini sedikit mengorbankan kapasitas produksi kami tahun ini," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan SUNI, Freddy Soejandy menyebut hingga kuartal II-2025, capex yang terserap mencapai Rp 104 miliar dari total anggaran Rp170 miliar.
“SUNI juga telah melakukan pembayaran dividen sebesar Rp50 miliar dan pembelian saham kembali sebesar 70 miliar”, tandas Freddy.
Baca Juga: Laba ACES Turun Hampir 20% di Semester I-2025, Meski Penjualan Naik Tipis
Selanjutnya: Peris.ai dan RRQ Hadirkan Aksi Hacking ala Turnamen Game
Menarik Dibaca: Promo Bundling JCO Sweet Delights 4-10 Agustus, Donut + 1 Liter Minuman Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News