Reporter: Vina Elvira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bintraco Dharma Tbk (CARS) berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp48,40 miliar di kuartal I-2025. Capaian ini turun 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 50,90 miliar.
Direktur Utama CARS Benny Redjo Setyono menyatakan, segmen otomotif tetap menjadi kontributor utama bagi kinerja Bintraco Dharma pada kuartal I-2025 melalui bisnis dealership Toyota dengan merek Nasmoco.
Di tengah tekanan industri otomotif nasional Nasmoco justru berhasil memperkuat posisinya di pasar regional Jawa Tengah & DIY dengan market share 31,3%, naik dibandingkan 30,4% pada periode yang sama tahun lalu.
“Peningkatan ini mencerminkan kekuatan merek dan kepercayaan konsumen terhadap layanan dan produk yang ditawarkan,” ungkap Benny, Jumat (23/5).
Baca Juga: Opsen Pajak Ditunda, Bintraco Dharma (CARS) Harap Kinerjanya Tumbuh
Di sisi lain, penjualan unit baru perseroan mengalami penurunan sebesar 21%, dari semula 4.849 unit menjadi 3.835 unit.
Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengetatan kredit pembiayaan, pelemahan daya beli, dan antisipasi kebijakan opsen daerah.
Sementara itu, dari segmen non-otomotif, perseroan tetap berkomitmen untuk solusi penyelesaian kewajiban pada segmen pembiayaan.
Hingga akhir kuartal I-2025, perseroan mencatatkan piutang pembiayaan bersih sebesar Rp473 miliar dan utang kreditur sebesar Rp1,33 triliun.
Di sisi lain, segmen purna jual juga menunjukan kinerja yang menjanjikan. Melalui jaringan bengkel modern CARFix, Perseroan berhasil membukukan laba inti positif sebesar Rp2 miliar pada kuartal I-2025, tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan Rp 0,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, nilai transaksi rata-rata per konsumen (Value Per Transaction/VPT) di bengkel CARFix tetap solid di angka Rp1,05 juta.
Baca Juga: Pasar Lesu, Bintraco Dharma Perkirakan Jual Sekitar 18.000 Unit Mobil Tahun Ini
Pada kuartal I-2025, Bintraco mencatatkan penjualan konsolidasian yang turun 13% dari Rp1,65 triliun, menjadi Rp1,43 triliun.
Di tengah kondisi pasar yang menantang, perseroan tetap mampu membukukan laba kotor di kuartal I-2025 sebesar Rp136 miliar dan laba inti sebesar Rp48 miliar.
Perseroan meyakini ruang pertumbuhan laba inti masih tetap terbuka ke depan. Menghadapi tekanan ekonomi yang dibarengi dengan penurunan permintaan kendaraan baru serta meningkatnya kompetisi industri otomotif hingga kuartal I-2025, Perseroan tetap sigap dalam memantau dinamika pasar secara cermat guna memaksimalkan setiap peluang pertumbuhan yang tersedia.
“Kami terus mencermati perkembangan pasar dan menjaga fleksibilitas strategi agar dapat merespons secara cepat dan tepat,” ungkap Benny.
Perseroan juga secara aktif menjalin koordinasi dengan para pemangku kepentingan industri dan otoritas terkait untuk mengantisipasi dampak penerapan kebijakan opsen daerah yang hingga Maret 2025 masih dalam masa pembebasan. Langkah ini guna menjaga keberlanjutan bisnis secara jangka panjang dan adaptif terhadap perubahan regulasi.
Selanjutnya: Perkara PKPU & Kepailitan Menurun hingga Mei 2025, Bagaimana Dampaknya pada Ekonomi?
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 23-25 Mei 2025, Daging Sengkel-Beras Merah Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News