kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Mantap dari Kopi Racik ala Misterblek


Rabu, 21 Mei 2008 / 14:04 WIB
Laba Mantap dari Kopi Racik ala Misterblek


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. Siapa orang yang tak kenal pada minuman hitam ber­nama kopi? Semuanya pasti tahu, bahkan pernah mencecap­nya. Memang, mungkin, itulah minuman paling populer sedu­nia. Sampai-sampai, pertemuan pagi hari pun disebut coffee morning, bukan tea morning.

Saking populernya, varian pe­nyajian minuman kopi pun ber­aneka macam. Rasa kopi pun bisa dimodifikasi sedemikian rupa. Misalnya, mencampur kopi dengan susu, cream, cara­mel, dan lain-lain.

Ragam sajian kopi ini memun­culkan peluang bisnis mengun­tungkan. Sebut saja misalnya, Starbuck, Coffebean, dan masih banyak lagi. Namun, untuk men­dirikan kedai kopi berskala in­ternasional seperti di atas, tentu butuh banyak modal. Harga jual minuman ini cukup tinggi, seki­tar Rp 30.000 per cup. Dengan harga setinggi itu tak semua orang bisa membeli.

Nah, untuk membidik celah pasar, ada juga kedai kopi yang berdandan bak kafe di mal, tapi mematok harga lebih populis. Cobalah mampir di Misterblek Coffe, sebuah kafe mungil, bah­kan sebagian gerainya hanya berupa gerobak, mampu menya­jikan minuman kopi blended bercita rasa internasional.

Cukup dengan membayar Rp 6.000, pembeli mendapatkan satu cangkir kopi blanded. Rasa dan aroma minuman ini tidak kalah dengan sajian di kedai kopi berkelas. “Rasa dan aroma sama. Soalnya, bahan-bahan dan proses pembuatannya juga tidak berbeda,” kata Basri Adhi, pemilik Misterblek Coffe.

Misterblek Coffe memang masih baru dalam bisnis ini. Basri baru mendirikannya pada November 2007. Variasi kopi yang dia saji belum banyak. baru terdiri tiga rasa. Yakni, tiramisu, caramel, dan cappucino. “Se­mua rasa, harganya sama Rp 6.000 per cup,” katanya.

Walau demikian, meski ku­rang dari setahun, usaha ini te­rus berkembang. Di kawasan Jabodetabek, Misterblek sudah tumbuh di delapan tempat. Satu tempat lagi ada di Bandung. “Ini saya jalin melalui kemitraan de­ngan orang lain,” kata Basri.

Saat ini Basri mempunyai lima outlet dan satu kafe yang ia ke­lola sendiri. Selain itu, ia juga sering membuka outlet dadakan dalam acara-acara tertentu. Mu­lai dari arisan PKK hingga pen­tas seni (pensi) di kalangan pe­lajar. Satu kali event, Basri mengaku bisa menjual ratusan cup kopi.

Mitra tanpa syarat

Menurut Basri, perkembang­an bisnis ini sangat bagus. Me­mang banyak berdiri kedai-ke­dai kopi, namun Misterblek ma­sih mampu bersaing. Apalagi, dengan rasa dan aroma yang sama, harga Misterblek juga terbilang miring. “Orang tidak perlu lagi mengeluarkan uang puluhan ribu hanya untuk mera­sakan kopi blanded,” katanya.

Basri sengaja tidak mematok harga yang mahal seperti di tem­pat lain. Pasalnya, ia ingin mem­bidik kalangan menengah ke bawah. Menurutnya, masyara­kat kalangan ini mempunyai potensi yang besar untuk dijadi­kan target pasarnya, karena jumlahnya yang banyak. "Meski pengeluaran sedikit, tapi jumlah konsumen potensial dari ka­langan menengah sangat besar jumlahnya," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk memulai usaha ini tidak perlu mengeluarkan modal ba­nyak. Selain itu, untuk bermitra dengan Misterblek, Basri juga tidak menentukan syarat yang macam-macam. Ia juga tidak memungut fee dari tiap mitra. “Malah kami yang memberikan bantuan alat kerja berupa blen­der,” kata Basri.

Menurutnya, syarat utama bagi pemitra adalah mempunyai lahan usaha dan minat untuk bekerja. Ia menjelaskan, untuk bermitra dengan Misterblek, calon mitra cukup memesan minimal 50 sachet kopi campur­an segala rasa.

Khusus untuk mitra di Jabo­detabek, pemesanan pertama minimal 25 sachet. Tiap sachet, harganya dipatok Rp 3.000. “Un­tuk menyajikan kopi ini perlu blender. Kami akan meminjam­kan blender itu,” katanya. Selain blender, ia juga meminjamkan banner Misterblek.

Basri menambahkan, peme­sanan kopi tersebut minimal 25 hari sekali. Bila dalam dua bulan tidak memesan, blender akan ditarik kembali. Namun, kata Basri, kondisi ini belum pernah terjadi. “Biasanya mitra malah pesan ulang (repeat order) tiap hari minimal 10 sachet,” jelas Basri, panjang lebar.

Menurut Basri, dengan modal yang terbilang kecil, usaha ke­mitraan Misterblek akan lang­sung memberikan balik modal dalam satu kali pemesanan. Mengingat harga jual tiap satu cup kopi cuma Rp 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×