kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba naik meski pendapatan turun, ini kiat Uni-Charm Indonesia (UCID)


Selasa, 08 September 2020 / 17:47 WIB
Laba naik meski pendapatan turun, ini kiat Uni-Charm Indonesia (UCID)
ILUSTRASI. Penjualan popok bayi MamyPoko atau Mamy Poko produksi Uni-Charm atau Uni Charm UniCharm di hipermarket Jakarta Selatan (13/01/2015).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di paruh pertama 2020, PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) mencatatkan pertumbuhan laba bersih meski pendapatan menurun. Manajemen UCID mengatakan hal tersebut karena manajemen biaya sehingga laba bisa tetap tumbuh. 

Melansir laporan keuangan UCID di semester I 2020, produsen popok dan pembalut ini mencatatkan penurunan pendapatan 2,14% secara year on year (yoy) menjadi Rp 4,12 triliun. Adapun UCID mencatatkan pertumbuhan laba bersih 23,45% yoy menjadi Rp 189,99 miliar. 

"Laba perusahaan tumbuh walaupun pendapatan menurun karena management cost yang diterapkan perusahaan," jelas Sekretaris Perusahaan UCID, Vikry Ahmadi kepada Kontan.co.id, Selasa (8/9). 

Penurunan terutama tampak pada beban penjualan sebesar 9,48% menjadi Rp 617,66 miliar serta beban umum dan administrasi sebesar 31,30% menjadi Rp 84,20 miliar. Penurunan beban ini sedikit tertahan karena ada kerugian selisih kurs bersih Rp 63,98 miliar di semeter pertama tahun ini dari keuntungan kurs Rp 7,8 miliar di tahun lalu.

Baca Juga: Pendapatan tertekan, laba Uni-Charm (UCID) justru naik 23,45% di semester I-2020

Penjualan e-commerce melesat 40%

Penjualan UCID terkikis salah satunya karena segmen penopang yakni diapers turun 3,2% yoy menjadi Rp 3,93 triliun. Sementara segmen non-diapers tumbuh 31,17% yoy menjadi Rp 190,67 miliar. Vikry memaparkan, kenaikan di segmen non-diapers ditopang oleh produk tisu basah Mamypoko yang tumbuh tinggi saat pandemi Covid-19. 

Lantas untuk tetap menjaga penjualan di tengah pandemi Corona, UCID memperluas cakupan bisnisnya dengan berjualan lewat e-commerce. Menurut Vikry, e-commerce menjadi salah satu kanal penjualan yang tumbuh signifikan. "Pertumbuhan channel dari e-commerce lebih dari 40% dibanding akhir tahun 2019," jelasnya. 

Selain gencar menjual lewat online, UCID juga tetap konsisten menyerap dana hasil melantai di bursa atau initial public offering (IPO). Per bulan Juni 2020, Vikry mengungkapkan dana IPO yang telah digunakan sebesar Rp 360 miliar untuk keperluan  pembayaran utang ke induk perusahaan dan modal kerja. 

Baca Juga: Uni-Charm Indonesia (UCID) siap dorong kinerja di sisa tahun ini

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, UCID memperoleh dana segar IPO  sebesar Rp 1,2 triliun. Uni-Charm menggunakan 64,6% dari dana tersebut untuk kebutuhan belanja modal seperti pembelian fasilitas produksi baru dan peremajaan fasilitas produksi.

Sebelumnya Vikry juga pernah mengatakan bahwa penyerapan belanja modal masih sejalan dengan rencana awal yakni untuk pembelian mesin baru tipe pembalut, sebagian dari 64,4% tersebut akan direalisasikan tahun ini. 

Memang, rencananya UCID akan menambah kapasitas produksi pembalut wanita yang digunakan di malam hari hingga 10% dari kapasitas terpasang. Adapun kapasitas produksi popok dewasa berbentuk celana akan ditingkatkan 58% dari kapasitas terpasang. 

Selanjutnya: Begini persiapan Uni-Charm Indonesia (UCID) sambut new normal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×