Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mencatatkan kinerja bottom line yang melesat di enam bulan pertama tahun ini. Sepanjang Januari-Juni 2020 lalu, laba bersih PYFA meroket 222,77% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,69 miliar.
Pertumbuhan pada sisi laba didapat ketika penjualan bersih PYFA melandai. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih PYFA hanya naik tipis 0,16% yoy menjadi Rp 121,57 miliar di semester I 2020. Realisasi tersebut terdiri atas penjualan produk farmasi, produk alat kecantikan, dan jasa makloon sebesar Rp 115,08 miliar dan penjualan produk kesehatan sebesar Rp 6,48 miliar.
Baca Juga: Dapat dana Rp 30 triliun, bank BUMN injak gas penyaluran kredit UMKM
Sekretaris Perusahaan PYFA Ryan Arvin Sutikno menjelaskan, pertumbuhan pada sisi laba bersih disebabkan oleh pertumbuhan penjualan yang kuat pada produk-produk bermarjijn tinggi serta efisiensi biaya, terutama biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Ryan bilang, sebelumnya PYFA sempat melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah besar. Dengan cara itu, PYFA memperoleh harga beli bahan baku yang lebih rendah dibanding biasanya.
“Hal lainnya karena persediaan bahan baku cukup, sehingga pada saat ada kenaikan harga tidak membeli lagi,” tambah Ryan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (26/7)
Mengintip laporan keuangan perusahaan, beban pokok penjualan perusahaan memang tercatat mengalami penurunan sebesar 13,03% yoy dari semula Rp 51,09 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 44,43 miliar pada semester I 2020 lalu.
Baca Juga: Tambah modal, Pemprov Banten siap rombak manajemen Bank Banten
Dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 44,43 miliar, PYFA mengantongi laba kotor sebesar Rp 77,13 miliar di enam bulan pertama tahun ini. Angka tersebut setara dengan 63,45% dari penjualan bersih PYFA di semester I 2020.
Ke depan, PYFA optimis tren kenaikan kinerja masih akan berlanjut sampai tutup tahun nanti. Sayangnya, Ryan tidak merinci berapa persisnya proyeksi kinerja PYFA sampai tutup tahun.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id sebelumnya, PYFA tengah memacu pendapatan dari segmen jasa makloon dengan cara memaksimalkan kerja sama jasa makloon dengan pelanggan eksisting maupun dengan menambah beberapa mitra kerja sama baru.
Baca Juga: Jadi penghuni baru Indeks LQ45, simak rekomendasi saham Summarecon Agung (SMRA)
Sasarannya ialah perusahaan-perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas produksi sendiri.
Selain itu, masih berdasarkan pemberitaan sebelumnya, PYFA juga menyebutkan bakal meluncurkan beberapa produk baru berupa obat generik bermerek dan 9 obat tidak bermerek di paruh kedua tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News