Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kementerian Pertanian berniat meremajakan areal kebun teh seluas 575 hektare pada tahun ini. Langkah tersebut dilakukan demi
mengerek produktivitas dan mutu teh di lahan tersebut.
Peremajaan tersebut beralasan. Soalnya, sekitar 80% tanaman teh di Indonesia memang sudah berusia lanjut dan perlu penyegaran. "Anggaran
untuk peremajaan teh mencapai Rp 3,5 miliar di tiga provinsi dan tujuh kabupaten," ungkap Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian,
Gamal Nasir, kepada KONTAN, Senin (11/2).
Produksi teh nasional terus menurun saban tahun. Kementerian Pertanian mencatat, produksi teh pada 2010 seberat 129.200 ton. Kemudian pada
2011, produksinya menurun 7,39% menjadi 119.651 ton.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penurunan produksi teh domestik, seperti luas kebun komoditas ini terus menyusut. Pada 2010, luas areal lahan teh mencapai 124.400 ha dan setahun kemudian luasnya menyusut menjadi 123.500 ha. Selain itu, produktivitas tanaman teh tidak maksimal karena tata kelola kurang baik, umur tanaman yang tua, serta iklim sering kurang mendukung.
Di saat produksi teh lokal menurun, volume impor teh menunjukkan tren peningkatan. Sekretaris Asosiasi Teh Indonesia Atik Darmadi bilang impor teh terus menanjak lantaran produksi di dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan nasional. "Impor teh menunjukkan peningkatan 400 kali lipat dalam 15 tahun terakhir," ungkap dia.
Menurut Atik, volume impor teh dengan kualitas premium rata-rata mencapai 15.000 ton hingga 20.000 ton setiap tahun. Pada 2012, Asosiasi Teh Indonesia mencatat volume impor teh mencapai 25% dari total kebutuhan nasional.
Untuk menggenjot produktivitas teh lokal, Atik berpendapat, industri teh membutuhkan peremajaan, rehabilitasi, instensifikasi, perbaikan mutu hasil dan penguatan kelembagaan petani. Bukan hanya itu, riset dan pemasaran juga harus diperkuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News