Sumber: TribunNews.com | Editor: Sanny Cicilia
SOLO. Pedagang di Kota Solo memanfaatkan momentum untuk mencari keberuntungan dengan menjual layang-layang bergambar dua calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, pada masa kampanye Pilpres 2014.
Jon Ramos (43) salah satu pedagang layang-layang di Solo, Rabu, mengatakan, mencari keuntungan dengan menjual layang-layang memanfaatkan masa kampanye pilpres, bergambar dua pasangan yakni nomor 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan nomor 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Cukup membawa berkah dan dagangan banyak diminati pembeli terutama yang bergambar pasangan capres dan cawapres," kata Jon Ramos.
Layang-layang yang dijual Jon merupakan karya lukisan sendiri, antara lain "Ojo lali Nomor 2 dengan gambar wajah Jokowi", "Presiden RI Jokowi-JK Nomor 2", dan "Nomor 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa".
Menurut Jon, bahan layang-layang hasil buatannya terdiri dari kain parasit, bambu, dan cat batik. Setiap layang-layang bergambar dua capres dijual antara Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu.
"Jumlah pembeli ada peningkatan pada masa kampanye pilpres ini. Karena, layang-layang hasil buatannya rata-rata bisa terjual hingga tujuh buah. Padahal, jika hari-hari biasa laku satu layang-layang saja sudah bagus," kata Jon.
Menurut Jon, dirinya membuat layang-layang dengan lukisan gambar capres dan cawapres tersebut hanya perlu waktu dua hingga tiga jam setiap layang-layang. Setiap layang-layang memerlukan modal sekitar Rp 25 ribu per buah.
"Layang-layang produksinya ini, yang mahal biaya tenaga lukisan, sedangkan bahan baku cukup murah," kata dia.
Menyinggung soal layang-layang bergambar dua capres dan cawapres yang laris dibeli orang, Jon menjelaskan, karena Kota Solo merupakan basisnya Pak Jokowi, maka pembeli banyak yang memilih pasangan Capres dan Cawapres nomor 2 itu.
Yoyok (47) salah satua warga Solo, mengatakan, dirinya sengaja membeli layang-layang bergambar wajah pasangan Capres dan cawapres Jokowi-JK, karena suka.
Jokowi pernah memimpin Kota Surakarta menjadi maju sehingga kepemimpinannya tidak diragukan lagi.
"Saya membeli layang-layang karena suka. Harga layang-layang cukup mahal, tetapi karena saya suka tetap membeli," kata Yoyok. (Tea/Sugiyarto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News