Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH) menggandeng Lamont Capital Pte Ltd untuk melebarkan sayap di sektor teknologi dalam negeri. Keduanya, telah melakukan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama.
Direktur Lamont Capital Pte Ltd, Lawrence Tjandra mengatakan, pasar teknologi terapan di Indonesia sangat besar mengingat jumlah penduduk indonesia yang membutuhkan layanan teknologi informasi terus bertambah.
"Sehingga kami dengan WGSH akan menuntaskan pembentukan Investment Fund (Variable Capital Company) dengan nama Lamont Next Generation Fund yang berdomisili di Singapura untuk menarik investor asing untuk berinvestasi di perusahaan Indonesia, dengan target dana US$ 100 juta,"kata Lawrence dalam keterangannya, Jumat (21/7).
Sebelumnya, Direktur Lamont Capital Pte Ltd, Lawrence Tjandra, telah memiliki 5% kepemilikan saham WGSH. Lawrence Tjandra menggunakan Special Purpose Vehicle (SPV) yaitu Lamont Capital Pte Ltd untuk menambah kepemilikan sahamnya dalam waktu dekat.
Lawrence Tjandra menyebut, kemitraan yang lebih dalam ini, Lamont Capital dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi WGSH sehingga leading di sektor teknologi dalam negeri.
Sementara itu, Ikin Wirawan, Komisaris Utama WGSH mengatakan, dengan adanya kerjasama ini, diharapkan menjadi solusi bagi perusahaan tradisional untuk scale-up atau exit, sekaligus menjadi solusi bagi startup teknologi untuk meraih profitability dan melantai di bursa.
Ia bilang, teknologi akan terus berkembang dan kini tengah berkembang tren Generative AI. Menurutnya, core capability WGSH sudah dapat mengikuti perkembangan teknologi dan perusahaan percaya diri dapat memberikan tech-enabled disruptions ke bisnis tradisional di berbagai sektor, termasuk properti, aquaculture, dan sebagainya.
Seperti diketahui, WSGH berencana menambah jumlah portofolio dan meluncurkan lebih banyak proyek sendiri di tahun ini. Melalui agenda tersebut, Wira Global Solusi menargetkan pendapatan bisa tumbuh hingga 19,6% year on year (YoY) menjadi Rp 31,95 miliar dibandingkan realisasi pendapatan 2022 senilai Rp 26,69 miliar.
Ikin Wirawan menjelaskan, di tahun ini membatasi akuisisi saham ekuitas minoritas menjadi dua portofolio hingga 4 portofolio baru per tahun.
Namun, WGSH akan meluncurkan lebih banyak proyek sendiri dan membangun kemitraan melalui skema bagi hasil. Dengan demikian dapat mengembangkan Intellectual property (IP) sendiri sehingga menghemat lebih banyak uang dan mendapatkan lebih banyak pendapatan dari aktivitas non-tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News